Dibina Indah Kurnia Sejak 2018, Desa Penghasil Rumput Laut Dikunjungi Menteri KP

SIDOARJO – Dukungan terus mengalir dari berbagai pihak untuk terwujudnya ekspor rumput laut hasil budidaya warga Desa  Kupang Kecamatan Jabon. Kali ini, Rabu (20/4/2022), Menteri Kelautan dan Perikanan (KP), Sakti Wahyu Trenggono mengunjungi desa yang dibina anggota DPR RI Indah Kurnia sejak 2018 lalu tersebut.

“Saya datang ke Sidoarjo di tempat budidaya rumput laut Gracilaria yang rencananya akan kita jadikan suatu model budidaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat,” ujar Menteri Trenggono kepada awak media.

Dengan pencanangan kampung budidaya rumput laut ini, Trenggono mengaku optimis hasil budidaya warga di tiga desa yakni Desa Kupang, Desa Kedungpandan, Desa Permisan mampu menembus pasar ekspor seiring tingginya permintaan rumput laut di pasar global. Rumput laut sendiri termasuk dalam komoditas unggulan ekspor perikanan Indonesia.

“Yang penting dan yang harus diperhatikan adalah kesejahteraan para masyarakat pembudidaya, kita juga akan hadirkan BLU (badan layanan umum) untuk dapat membantu mengatasi kendala yang dirasakan dari para pekerja,” ujar Trenggono.

Dengan mengusung konsep corporate farming, lanjut Menteri Trenggono, pencanangan Kampung Budidaya Rumput Laut di Kecamatan Jabon ditargetkan menjadi pemicu tumbuhnya kegiatan ekonomi turunan, di antaranya usaha pengolahan.

Konsep ini dilaksanakan dengan menyinergikan berbagai potensi untuk mendorong berkembangnya sistem usaha perikanan budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan.

“Hasil utama tambak ini harus terus dikembangkan, supaya tambak ini bisa menjadi contoh kampung budidaya yang semakin meningkat produktivitasnya. Untuk itu Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui direktorat jenderal perbendaharaan (DJPB) melakukan pendampingan teknologi pada kegiatan polikultur tersebut untuk meningkatkan nilai tambah,” tambah Trenggono.

Sementara itu, anggota Komisi XI DPR RI Indah Kurnia yang hadir pada kesempatan itu mengatakan, kunjungan Menteri KP memberikan semangat baru kepada para petani rumput laut serta nelayan untuk bangkit lebih giat lagi dalam meningkatkan produktivitasnya.

“Mengingat kalau sudah Menteri yang hadir, diharapkan akan membuahkan hasil yang multiply (efek). Karena, setelah kunjungan, Menteri tidak mungkin terus diam, pasti akan langsung action,” kata Indah Kurnia.

Wakil rakyat dari PDI perjuangan ini berharap, agar menteri KP bisa menyampaikan kepada menteri lain yang terkait untuk mendukung kebutuhan sarana prasarana di desa ini. Semisal untuk infrastruktur jalan yang kurang layak, penerangan jalan, serta jaringan internet yang belum optimal.  

“Jalanannya masih belum dicor ada sekitar 4 sampai 5 kilometer. Juga mesti ada penerangan jalan serta signal internet agar bisa dioptimalkan lagi di daerah ini, sehingga desa ini benar-benar layak disebut sebagai desa devisa,” urainya.

Berita terkait: Diinisiasi Indah Kurnia, Petani Rumput Laut Sidoarjo Bersiap Ekspor Mandiri

Detil persoalan di desa ini sangat dipahami Indah Kurnia. Maklum, ia bersama timnya tergabung dalam Tim Rumah Aspirasi Indah Kurnia, melakukan pendampingan kepada para pembudidaya  rumput laut di di desa ini sejak tahun 2018.   

Terakhir kali, pada 18 Desember 2021 lalu, Indah Kurnia berkolaborasi dengan berbagai pihak dari instansi pemerintah meresmikan Desa Kupang sebagai kampung devisa rumput laut. Kolaborasi khususnya dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank yang berbasis pengembangan masyarakat atau komunitas.

Berbagai upaya itu, kata wakil rakyat asal daerah pemilihan Surabaya-Sidoarjo ini, untuk membantu pemerintah daerah baik Sidoarjo maupun Jawa Timur dalam hal penyerapan tenaga kerja serta penurunan tingkat pengangguran dan kemiskinan.

Selain itu, meningkatkan indeks ekspor untuk menjaga neraca perdagangan agar tidak terjadi defisit. “Itu adalah upaya yang kami lakukan, bergerak terus. Meski kecil, tapi pasti dan jelas sehingga mendapat dukungan dari berbagai pihak,” jelas Indah Kurnia.

Dukungan juga disampaikan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali. Menurut dia, ada beberapa hal yang akan dilakukan pihaknya semisal riset supaya hasilnya bisa optimal. Juga terkait factor permodalan. “Termasuk kredit usaha daerah (kurda) yang sekarang ini masih terus digalakkan. Kami juga siap untuk membangun infrastruktur yang ada di wilayah ini,” kata Muhdlor.

Ia menambahkan, kemudian yang tidak kalah penting adalah market atau pemasaran yang harus ditata. “Karena bukan hanya material dasar saja yang dihasilkan tetapi juga harus menyertakan nilai tambah dari produk tersebut supaya hasil ekspor bagus,” tandas Muhdlor. (hs)