Sabtu
08 Februari 2025 | 3 : 57

Takdir yang Membawa ke Jawa Timur

pdip-jatim-gus-ipul-mbak-puti-jawa-pos

Lebih Dekat dengan Cawagub Puti Guntur Soekarno (Bagian-4/Habis)

HIDUP terikat takdir. Penugasan itu muncul tiba-tiba. Ketika berada di Tokyo, 8 Januari 2018, Puti Guntur Soekarno mendadak dikontak dari Jakarta.

Puti di Tokyo karena menjadi dosen tamu Universitas Kokushikan, yang mempunyai Pusat Riset Soekarno. Puti diminta untuk menjelaskan pikiran-pikiran Soekarno, kakeknya, termasuk mengenai Pancasila.

BERITA TERKAIT

> Lebih Dekat Dengan Cawagub Puti Guntur Soekarno (Bagian-3): Belajar Ajaran Soekarno dari Keluarga

> Lebih Dekat dengan Cawagub Puti Guntur Soekarno (Bagian-2): Gaya Pidatonya Membuat Hati Kiai Sepuh Tersentuh

> Lebih Dekat dengan Cawagub Puti Guntur Soekarno (Bagian-1): Belajar Ngaji ke Bu Fat, Ikuti Jalan Bung Karno

“Mbak, kapan pulang?,” tanya Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto lewat telepon di Jakarta. Puti yang berada di Tokyo menjawab, “Besok Mas, 9 Januari, jadwal saya pulang.”

Tiba di Jakarta, Puti Guntur langsung dibawa ke kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar. “Saat itu saya diberitahu Ibu Ketua Umum, diberi mandat ke Jawa Timur, sebagai calon wakil gubernur. Mendampingi Gus Ipul,” kata Puti mengenang saat itu.

Gus Ipul atau H Saifullah Yusuf telah dua periode menjadi wakil gubernur Jawa Timur, 2008-2018, mendampingi Gubernur Pakde Karwo. Gus Ipul telah resmi mendaftar calon gubernur melalui PKB dan PDIP.

Pertengahan Oktober 2017, dua parpol peraih suara besar, PKB dan PDIP, telah sepakat koalisi dalam Pilkada 2018 di Jawa Timur. Gus Ipul, kader NU, cicit pendiri NU (alm) KH Bisri Syansuri, menjadi representasi PKB sebagai calon gubernur. Dan, posisi calon wakil gubernur ditempati kader PDIP.

Hari-hari itu, terjadi teka-teki, siapakah yang menjadi calon wakil gubernur, mendampingi Gus Ipul. Ini setelah pengunduran diri Abdullah Azwar Anas, vupati Banyuwangi, yang semula ditugasi PDIP menjadi calon wakil gubernur.

Hari-hari itu, 7-9 Januari 2018, adalah saat yang menegangkan bagi Gus Ipul, PKB, dan PDIP. Pasalnya, pendaftaran pilkada 2018 telah dibuka KPU. Berakhir 10 Januari 2018, tengah malam. Siapa yang akan mendampingi Gus Ipul?

Mandat itu, tanpa diminta Puti Guntur, ternyata jatuh pada dirinya. Rupanya, nama Puti Guntur diajukan oleh kiai-kiai sepuh di Jawa Timur. Ia yang masih muda, cucu Bung Karno, dianggap figur yang tepat untuk mendampingi Gus Ipul.

Pesan dari Megawati, mandat itu bukan karena Puti Guntur cucu Bung Karno. Juga bukan karena keponakan Megawati. Dia ditugasi sebagai petugas partai, kader PDIP, yang harus siap ditugaskan di mana pun, di wilayah Republik Indonesia.

“Tugasmu tidak ringan Puti. Tidak hanya harus menang. Lebih penting lagi, merajut merah putih. Merajut kebangsaan. Terutama antara kaum nasionalis dan kaum nahdliyin di Jawa Timur,” pesan Megawati, seperti dikutip Puti Guntur.

Rupanya pimpinan PKB dan PDIP ingin menjadikan Pilkada Jawa Timur sebagai ‘proyek kebangsaan’. Yakni, memperkuat kebersamaan kaum nasionalis dan kaum nahdliyin. Dan, Jawa Timur menjadi basis kekuatan keduanya.

Sebelum berangkat ke Jawa Timur, Puti mendapat pesan dari ayahnya, Guntur Soekarno. “Jangan takut. Di Jawa Timur banyak kaum nasionalis, pecinta Soekarno, kaum Marhaenis, yang akan turun tangan, membantu, dan membuka jalan,” kata Guntur memberikan restu.

Selepas Magrib, 10 Januari 2018, Puti Guntur Soekarno tiba di Surabaya. Ini adalah hari terakhir pendaftaran ke KPU. Di Bandara Juanda, ia dijemput oleh pimpinan PDIP Jawa Timur dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma).

Menjelang pukul 20.00, dari kantor DPD PDIP Jawa Timur, Jalan Kendangsari Industri, Surabaya, Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno diarak jalan kaki oleh ribuan kader PDIP dan PKB. Ada Wakil Sekjen DPP PDIP Ahmad Basarah, Ketua DPD PDIP Jawa Timur Kusnadi, Sekretaris DPD PDIP Sri Untari, juga Ketua DPC PDIP Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana.

Bupati Ngawi Budi “Kanang” Sulistiyono juga ikut jalan kaki, mengantar Gus Ipul-Puti Guntur. Wali Kota Risma juga. Mereka berbaur. Jadi satu. Penuh semangat. “Memilih Gus Ipul-Mbak Puti, insya Allah bermanfaat dunia-akhirat,” kata Risma.

Bupati Ngawi juga tak bisa menyembunyikan rasa lega dirinya atas penugasan PDIP pada Puti Guntur. “Ini pasangan top. Kaum nasionalis pasti bersatu di Jawa Timur,” kata Kanang.

Darah Jawa Timur

Inilah jalan takdir yang membawa Puti Guntur ke Jawa Timur. Di provinsi ini, kakeknya lahir di Surabaya, tumbuh dan berkembang menjadi tokoh pergerakan Indonesia. Di Jawa Timur pula, jenazah Bung Karno disemayamkan di Kota Blitar.

Puti Guntur tumbuh dan besar di Jakarta. Namanya sempat muncul dalam isu pencalonan di Pilkada DKI 2017. Sebagai anggota DPR RI, dua periode, ia terpilih dari Jawa Barat. Ia cukup lama membangun pengaruh di Jawa Barat. Puti bahkan sempat mendaftar calon wakil gubernur Jawa Barat lewat PDIP.

Tapi takdir berkata lain. Ia dibawa pulang kembali ke tanah kakeknya. “Bagi saya, penugasan ini membawa ke ufuk timur,” istilah Puti. Ia mengambil istilah matahari terbit sebagai kiasan untuk provinsi timur di Pulau Jawa ini.

Tampillah Puti melakukan safari dan kampanye di banyak daerah, di Jawa Timur. Puluhan daerah disinggahi. Ia bangkitkan kembali kekuatan moral kaum nasionalis. “Kita kuat karena bersatu, kita bersatu karena kuat,” tegas Puti.

Sembari itu, Puti Guntur sedapat mungkin sowan kepada para ulama, kiai sepuh, di banyak tempat, yang menjadi simbol kaum nahdliyin. Ia juga bersilaturahmi dengan pemimpin-pemimpin agama lain. Ia temui banyak kalangan, dari banyak lapisan dan golongan ke masyarakat.

Puti Guntur juga melakukan blusukan ke pasar-pasar, menemui petani, nelayan, para pelajar, seniman, budayawan, para kaum perempuan, anak-anak milenial. Ia temui para pelaku usaha.

Puti terus masuk ke Jawa Timur, semakin dalam dan intens, untuk merajut merah putih, merajut kebangsaan, seperti pesan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Berangkat pagi, selesai larut malam. Tiap hari bisa 8-12 kegiatan. Begitu yang sering dikerjakan Puti Guntur di Jawa Timur. “Luar biasa Mbak Puti. Belum tiga bulan bekerja, angka popularitas sudah hampir mencapai 50 persen. Susah melakukan seperti itu,” kata Gus Ipul.

Yang juga menjadi takdir, di Jawa Timur, ia kembali bertemu kerabat-kerabat keluarga, dalam ‘pohon besar’, ketika Bung Karno masih hidup. Di Ndalem Pojok, Wates, Kabupaten Kediri, ia bertemu kerabatnya yang lama terputus.

Rumah itu pernah ditinggali Bung Karno saat masih muda. Ia punya ayah angkat, namanya RM Soerati Soemosewojo. Dahulu, di masa muda, Bung Karno bernama Kusno. Karena sakit-sakitan, oleh Pak Umo –panggilan akrab RM Soerati Soemosewojo, namanya diganti Soekarno. “Perubahan nama itu dilakukan di Ndalem Pojok ini,” kata Kushartono, pengurus Ndalem Pojok.

Di Tulungagung, Puti Guntur berziarah ke makam Raden Hardjodikromo, kakek canggahnya di Kelurahan Kepatihan. Harjodikromo adalah ayah dari Raden Soekemi Sosrodihardjo, ayah Soekarno.

Di kompleks makam itu pula, ia berziarah ke pusara Sarinah, inang pengasuh Bung Karno saat masih kecil. “Pada diri saya mengalir darah Jawa Timur, keturunan dari Tulungagung,” kata Puti. (jp)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

HEADLINE

Pertemuan Megawati dan Paus Fransiscus Berlangsung Hangat Penuh Kekeluargaan

VATIKAN – Pemimpin Umat Katolik Dunia Paus Fransiskus menerima Presiden ke-5 RI yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan ...
EKSEKUTIF

Eri Tegaskan Kepala Dinas di Pemkot Surabaya Dipastikan Sosok Profesional

SURABAYA – Wali Kota Eri Cahyadi menegaskan bahwa nantinya seluruh kepala dinas di lingkungan Pemerintah Kota ...
LEGISLATIF

DPRD Jatim: Pemkab Magetan Harus Lindungi Pedagang Sayur Keliling dari Kriminalisasi

MAGETAN – Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Deni Wicaksono, tegas minta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan melindungi ...
KRONIK

Banyuwangi Berbagi Kembali Bergulir, Donatur Tinggal Pilih Warga Sasaran via Smartkampung

BANYUWANGI – Program Banyuwangi Berbagi kembali digulirkan di bulan Februari. Belasan ribu warga pra-sejahtera ...
KRONIK

Apresiasi Seni Lukis, Ketua DPRD Sumenep Boyong Kaligrafi Surah Al-Ghafir

SUMENEP – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep, H. Zainal Arifin, memberikan apresiasi terhadap seni ...
KRONIK

Resmi, Sugiri Sancoko-Lisdyarita Ditetapkan Bupati dan Wakil Bupati Ponorogo Periode 2025-2030

PONOROGO – Pasangan calon nomor urut 02, Sugiri Sancoko-Lisdyarita, resmi ditetapkan sebagai Bupati dan Wakil ...