JAKARTA – Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri memasuki usia ke-72 tahun, kemarin, Rabu (23/1/2019). Ulang tahunnya dirayakan dengan pertunjukan seni di Puri Agung, Grand Sahid Jaya yang bertajuk pergelaran “Bangun Pemudi Pemuda”.
Ratusan milenial beraksi menampilkan kreativitas masing-masing sambil disaksikan Megawati, Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan beberapa tokoh nasional lain.
Tidak hanya pengisi acaranya yang muda. Bahkan, Mega merasa pakaian yang dia kenakan juga bergaya seperti anak muda. Dia memadankan blouse putih dengan kain batik berwarna oranye.
“Kalau menurut orang Jawa ini sudah menyalahi pakem. Karena apa? Yang namanya kain kok disuruh pakai sama blouse. Tetapi saya ikuti karena katanya itu gaya anak muda. Pas saya lihat oh iya banyak teman juga (yang pakai seperti ini),” kata Mega.
Pada perayaan ulang tahunnya kemarin, Megawati sempat menyampaikan beberapa pandangannya mengenai kondisi terkini negeri. Sekaligus memberikan pesan-pesan untuk semua elemen masyarakat.
Untuk pemuda Ulang tahun Megawati kali ini dimeriahkan dengan aksi para milenial. Tentu, Megawati juga sekaligus memberikan pesan-pesannya kepada generasi muda itu.
Mega mengatakan anak muda harus bebas mengekspresikan kreativitasnya tanpa harus dibatasi stigma tertentu. Mulanya, dia bercerita pernah ditanya alasan anak muda sekarang lebih menyukai hip hop daripada dangdut.
“Saya bilang enggak jadi soal. Anak muda itu dapat mengekspresikan kehendak mereka seperti apa pun,” ujar Mega.
Mega mengatakan, seni adalah sebuah hal yang bebas dan tidak bisa menyebut bahwa seni yang satu lebih baik dari seni lainnya. Baik dangdut maupun hip hop merupakan seni yang sama-sama boleh dinikmati.
“Ketika saya mengatakan itu, (dibilang) katanya Bu Mega nenek-nenek tapi milenial juga ya,” kata dia.
Untuk perempuan Indonesia Megawati juga memberi pesan kepada perempuan Indonesia agar mau berkiprah untuk negara seperti dirinya. Sebab, peranan perempuan dalam kontestasi pemilu yang dinilainya masih kurang.
“Saya bilang, kenapa ya perempuan Indonesia tidak mau menjadi seperti saya? Bukan maksudnya mau menyombongkan diri, tetapi sampai hari ini saya the only one the president of Indonesia yang perempuan,” ujar Megawati.
Mega kemudian menyinggung buku berjudul “The Brave Lady” yang berisi testimoni tentang dirinya dari para mantan menteri Kabinet Gotong Royong. Buku itu diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk mengikuti jejaknya.
“Nanti ada buku yang akan diberikan juga itu testimoni Kabinet Gotong Royong saya, itu menteri-menterinya,” kata dia.
Untuk para penyebar hoaks Tak ketinggalan, Megawati juga meninggalkan pesan untuk para penyebar hoaks. Dia mengingatkan, setiap orang bertanggung jawab atas apa yang mereka sebar di media sosial.
Termasuk berita-berita bohong yang menurutnya sedang marak terjadi. Megawati menyebut mereka yang berbuat seperti itu sama seperti pengecut.
“Kenapa? Kalau endak suka datang dong. Kalau endak suka dengan Pak Jokowi, datang, berhadapan,” kata dia.
Apalagi, jika ada pandangan mengenai isu-isu anti Pancasila di Indonesia. Megawati mengatakan, Indonesia berlandaskan Pancasila dengan semangat Bhineka Tunggal Ika.
Oleh karena itu, ia meminta pihak-pihak yang tidak setuju dengan hal tersebut untuk berdiskusi, bukan menyebar kebencian.
“Kalau masih ada yang mau bereksperimen bahwa itu enggak cocok, mari tolong datang, tidak bikin rusuh, tidak mengutarakan dengan kebencian, tidak membuat hoaks,” ujar Megawati. (kompas)