Ketua PDIP Saudi Arabia Angkat Suara soal Tudingan HRS

Loading

JEDDAH – Ketua DPLN PDI Perjuangan Saudi Arabia, Sharief Rachmat, membantah pernyataan imam besar FPI, Habib Rizieq Syihab (HRS) , yang menyebut pimpinan parpol partai pengusung Jokowi menelepon beberapa Ketua TPS di kota – kota kecil di Saudi Arabia dengan menawarkan akan memberikan uang dan fasilitas dengan syarat surat suara yang diperuntukkan Warga Negara Indonesia di kota – kota kecil Saudi Arabia dicoblos hanya untuk Jokowi. 

Sharief menyebut, tuduhan itu sangat tidak berdasar dan berujung kepada fitnah. Hingga saat ini PPLN (Panitia Pemilu Luar Negeri), kata Sharief, KJRI Jeddah belum merilis atau mempublikasikan nomor kontak Panitia KSK (Kotak Suara Keliling) di kota – kota kecil Saudi Arabia.

“Jadi dari sini saja sudah sangat jelas tuduhan tersebut sangat tidak berdasar. Bagaimana bisa menghubungi mereka, diperkenalkan saja belum apalagi mengetahui nomor kontaknya mereka,” jelas Sharief, kemarin.

Kalau kita punya niat mau bermain curang, lanjut Sharief, untuk apa di kota – kota kecil yang jumlah DPTLN nya kecil, mendingan di kota – kota besar.

“Sebagai perwakilan Partai Politik seperti PDI Perjuangan, PKB, dan PSI di Saudi Arabia yang juga merupakan pengusung Jokowi, kami tidak pernah diajarkan atau diarahkan oleh DPP Partai untuk berlaku curang, apalagi sampai harus menyuap panitia Pemilu,” sambungnya.

Dibandingkan negara Malaysia dan Hongkong, tambah dia, jumlah DPTLN di Saudi Arabia tidak ada apa – apanya. “Jadi kalau mau bermain curang, untuk apa jauh – jauh ke Saudi Arabia, mendingan di Malaysia dan Hongkong yang jumlah DPTLN nya ratusan ribu,” ujar Sharief.

“Mau suap bagaimana, untuk penyediaan logistik saja perwakilan parpol dan relawan di Saudi Arabia bahu membahu patungan dari koceknya masing – masing,” lanjut dia.

Sharief berpendapat, tuduhan itu mungkin hanya bentuk kekhawatiran HRS, yang melihat banyaknya dukungan Pekerja Migran Indonesia di Saudi Arabia kepada pasangan 01 Jokowi – Ma’ruf Amin.

Menurutnya, itu hal yang wajar, dikarenakan Pekerja Migran Indonesia di Saudi Arabia merasakan hasil kerja Pemerintahan Presiden Jokowi. Selain itu, militansinya para kader partai dan relawan bergotong royong dalam bersosialisasi dari pintu ke pintu.

“Sepengetahuan saya, kunjungan Bu Retno Menlu RI ke Saudi Arabia dalam rangka peresmian gedung baru KJRI Jeddah. Setelah itu beliau berkunjung ke Sekolah Indonesia Jeddah,” katanya.

Kalau tuduhan HRS tersebut benar, tambah Sharief, tentu saat ini sudah ada gerakan dari internal KBRI dan KJRI untuk mensosialisasikan pasangan nomor urut 01.

“Tapi faktanya tidak demikian, melainkan mereka menjaga netralitasnya dengan menjaga jarak terhadap perwakilan parpol maupun tim kampanye,” jelasnya.

Malah isu yang berkembang, banyak simpatisan 02 di KBRI dan KJRI, tapi pihaknya tidak percaya isu tersebut dan tetap yakin serta percaya netralitas KBRI dan KJRI di Saudi Arabia.

“Kalaupun saya ada bukti disitu banyak simpatisan 02, tidak perlu saya ungkaplah, karena itu hak mereka sebagai WNI. Dan mereka pun tidak pernah mengajak, tidak pernah mensosialisasikan, dan tidak menggunakan fasilitas negara serta jabatannya,” ujarnya. Di tanah suci ini, imbuh Sharief, akan lebih baik kalau mengedapankan tabayun dari pada menelan mentah – mentah setiap informasi yang belum tentu benar dan bisa mengakibatkan fitnah. (goek)