TULUNGAGUNG – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Timur Guntur Wahono mengapresiasi masyarakat sekitar Gunung Budeg, Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung yang mengadakan acara jamasan dan hibah pusaka 2022.
Guntur mengatakan, jamasan dan hibah pusaka itu sebagai wujud nyata masyarakat setempat dalam upaya ikut serta melestarikan atau nguri-uri budaya warisan leluhur.
“Saya ucapkan terima kasih kepada masyarakat sekitar Gunung Budeg yang sudah melestarikan atau nguri-uri budaya yang luar biasa ini,” kata Guntur Wahono di Aula Pasingitan Pulung Wahyu Keprabon Gunung Budeg, Selasa (2/8/2022).
Sekretaris Badan Kebudayaan Nasional (BKN) DPD PDI Perjuangan Jawa Timur itu menjelaskan, acara jamasan adalah upaya dari masyarakat dalam rangka melestarikan budaya.
Selain itu, acara jamasan juga sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan agar dijauhkan dari segala marabahaya dan minta didatangkan keberkahan untuk semua masyarakat.
Saat ini masyarakat Indonesia khususnya Tulungagung sedang dalam kondisi prihatin, karena Pandemi Covid-19 belum lenyap sama sekali dari republik ini.
Keprihatinan itu ditambah dengan munculnya wabah PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) yang menyerang hewan ternak. Dengan adanya acara budaya itu, Guntur berharap PMK bisa segera sirna.
“Mudah-mudahan PMK yang merugikan peternak kita segera sirna, setelah diadakan acara ritual hari ini,” harapnya.
Sebagai wakil rakyat, Guntur menyambut gembira acara pelestarian budaya oleh masyarakat Tulungagung itu. Dan Kabupaten Tulungagung memang dikenal atau kondang sebagai kabupaten yang mempunyai banyak kebudayaan.
Terkenalnya budaya Tulungagung itu, bisa dibuktikan dari banyaknya masyarakat yang masih menjaga dan melestarikan budaya-budaya adiluhung warisan dari para leluhur itu. “Mudah-mudahan ini bisa lestari seterusnya, demi anak cucu kita,” harapnya.
Di tempat yang sama, Wakil Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo juga memberikan apresiasi atas terselenggaranya acara kebudayaan di Aula Pasingitan Pulung Wahyu Keprabon Gunung Budeg.
Menurut Wabup, acara melestarikan budaya yakni jamasan dan hibah pusaka 2022 itu, juga untuk memperingati HUT RI ke- 77 serta mencari keberkahan agar dijauhkan dari balak-balak (marabahaya) yang kurang baik.
“Atas nama Pemkab Tulungagung, saya mengapresiasi acara ini. Harapannya ke depan acara ini bisa ditingkatkan lagi dan niatan kita adalah melestarikan budaya agar tidak punah,” kata kader PDI Perjuangan itu.
Inti dari acara kebudayaan ini, lanjutnya, adalah mencari keberkahan agar di jauhkan dari malapetaka atau marabahaya sehingga Kabupaten Tulungagung bisa terhindar dari segala musibah dan dilindungi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dan Tulungagung bisa Ayem Tentrem Mulyo Lan Tinoto.
Dijelaskan, jamasan bisa diartikan sebagai kegiatan mencuci, membersihkan, atau memandikan (dalam bahasa Jawa ngumbah). Sedangkan pusaka adalah benda yang dipercayai mempunyai kekuatan tertentu, seperti gong, keris, tombak, dan berbagai macam jenis pusaka lainnya.
Dalam artian, jamasan pusaka adalah kegiatan mencuci senjata, atau bisa dimaknai sebagai pembersih diri, yang dilakukan di bulan Suro. Selain itu, prosesi dilaksanakan sebagai bentuk pelestarian budaya para leluhur Jawa.
“Prosesi jamasan merupakan ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sekaligus sebagai permohonan serta harapan agar di masa yang akan datang masyarakat sekitar dan masyarakat Tulungagung bisa lebih baik lagi juga serta terhindar dari segala malapetaka,” jelasnya.
Menurut Gatut Sunu, kegiatan jamasan dan hibah pusaka ini juga terkait dengan semangat menjaga nilai-nilai luhur dengan mendoakan Rahayuning Nusa dan Bangsa.
Serta sebagai upaya mengingat pesan-pesan moral, warisan sejarah dan warisan budaya adiluhung untuk memperkokoh tegaknya NKRI. (sin/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS