JAKARTA – Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, siapapun calon kepala daerah yang berniat maju di pilkada serentak, dana yang akan dikeluarkan lebih sedikit jika maju melalui jalur parpol ketimbang jalur perseorangan.
Menurut Hasto, hal itu dikarenakan melihat praktik di pilkada, khususnya di pilkada serentak 2015 lalu, dimana PDI Perjuangan telah membangun sistem perekrutan, pelatihan, hingga pemenangan calon.
“Dengan sistem kami ini, kami justru memberi jaminan dan biaya lebih murah dibanding jalur perorangan,” kata Hasto, kepada wartawan di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (27/4/2016).
Partai politik, seperti PDI Perjuangan, jelas Hasto, punya pemimpin yang kuat serta kedisiplinan kader. Kata Hasto, sumber daya pendanaan tetap diperlukan, namun justru lebih diutamakan adalah kedisiplinan serta keyakinan ideologis.
Watak kolektif yang didasarkan keyakinan ideologis itulah, sebut Hasto, yang menggerakkan mesin-mesin partai. Hal itu berbeda, misalnya, dengan calon dari jalur independen.
Dia mengingatkan, bahwa calon perseorangan akan mengeluarkan biaya lebih besar, karena bekerja sendiri untuk pemenangan.
“Silakan tanya Bu Risma, Pak Anas Banyuwangi, atau Pak Jokowi sendiri. Ketika dia maju dari parpol, justru lebih murah. Karena parpol bisa gerak bergotong royong. Coba beliau maju dari calon perseorangan, bisa jadi lebih mahal. Dulu di Pilgub Jakarta, siapa yang tak mau kerja, akan kita beri sanksi dan hukuman. Sehingga semuanya bergerak,” jelasnya.
Hal tersebut disampaikan Hasto, menyusul berakhirnya pendaftaran penjaringan bakal calon gubernur oleh DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta. Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok diketahui tidak mendaftarkan diri hingga pendaftaran ditutup.
Pihaknya menghormati pilihan Ahok, yang akan maju dari jalur perseorangan. Dan PDI Perjuangan, jelas Hasto, tentu akan tetap mengikuti sistem yang sudah dibangun, memastikan mengusung calon yang kepribadiannya sesuai dengan harapan rakyat.
“Mekanisme partai bukan untuk orang per-orang, tetapi dibuat bagi mereka calon kepala daerah yang ingin menyatukan diri dengan derap langkah PDIP untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat,” kata Hasto.
Meski demikian, dia mengakui bahwa PDIP belum memutuskan siapa calon yang diusung di Pilgub Jakarta. Pintu buat Basuki sendiri bisa saja ada apabila yang bersangkutan mendaftarkan diri.
“Semua calon kami harus mendaftarkan diri. Kalau tidak lewat DPD Jakarta, bisa lewat Pengurus Pusat. Kan Masih ada pintu DPP PDIP. Tapi sampai sekarang ini, Pak Ahok belum mendaftar,” imbuhnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS