KEDIRI – Calon gubernur Jawa Timur nomor urut dua Saifullah Yusuf (Gus Ipul) bertemu para kiai sepuh Kediri. Mereka berkumpul di kediaman pengasuh Pondok Pesantren Ploso, Kediri, KH Zainuddin Jazuli pada Sabtu (16/6). Selain bersilaturahmi, Gus Ipul dan para kiai juga membahas situasi terkini menjelang pemilihan gubernur Jawa Timur.
Selain KH Zainuddin Jazuli, hadir pula KH Kafabihi Mahrus, pengasuh Pesantren Lirboyo; KH Anwar Iskandar, Pengasuh Pesantren Al Amin Kediri; serta KH Nurul Huda Jazuli dan KH Fuad Jazuli. Keduanya juga pengasuh pesantren Ploso, Kediri. Dalam perbincangan sempat disinggung soal keluarnya fatwa Fardlu Ain (wajib bagi setiap umat Islam) untuk memilih Calon Gubernur Khofifah Indar Parawansa.
KH Nurul Huda Jazuli meminta Gus Ipul bersabar, terutama menanggapi serangan yang menyudutkan. Termasuk penyebutan bahwa pendukung Gus Ipul telah berkhianat kepada Allah SWT dan Rasulullah.
“Kami berharap Gus Ipul bersabar, terus menyapa masyarakat dengan ketulusan, seraya terus memohon ampun kepada Allah SWT,” imbuh KH Zainuddin.
Hal yang sama diungkapkan KH Anwar Iskandar. Dia prihatin dengan keluarnya fatwa yang menurutnya tidak begitu jelas konteks dasar dalil agamanya. “Saya sedih. Gampang sekali melabrak Fardlu Ain,” ujarnya.
Gus Abdur Rohman Al-Kautsar atau akrab disapa Gus Kautsar menilai, fatwa Fardlu Ain telah membuat situasi Pilkada Jatim tidak kondusif. Ini diperparah dengan tersebarnya spanduk dan sosialisasi terus-menerus terkait fatwa itu.
“Situasi ini harus bisa dikendalikan jika apinya dipadamkan. Ada asap tentu ada api,” kata Gus Kautsar.
Gus Kautsar juga menyayangkan fatwa itu sampai menyebut bahwa pendukung Gus Ipul telah ingkar Allah dan ingkar Nabi. Padahal pendukung Gus Ipul juga para ulama dan kiai sepuh.
“Para kiai yang mendukung Gus Ipul tidak sembarangan. Masak kiai-kiai dianggap ingkar Allah, ingkar Nabi,” ujar Gus Kautsar.
Anwar Iskandar atau Gus war menyampaikan bahwa para kiai merasa kecewa dengan fatwa yang dikeluarkan oleh KH. Asep Saefudin Chalim. Sebab, fatwa tersebut berpotensi memecah belah masyarakat.
“Yang jelas para kiai kecewa karena menganggap para kiai yang mendukung Gus Ipul itu berkhianat pada Allah dan Rosulullah SAW. Pernyataan itu menurut penilaian para kiai sepuh itu kebablasan, apalagi hubungannya dengan Fardlu Ain. Dan itu berpotensi memecah belah bangsa. Masak kiai saja dianggap berkhianat pada Allah dan Rosulullah, berarti santrinya juga dianggap berkhianat,” ucap Gus War
Diberitakan sebelumnya, keluarnya fatwa untuk mendukung Calon Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Calon Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak hukumnya fardhu ain (wajib bagi setiap umat Islam) menuai polemik. Fatwa bernomor 1/SF-FA/6/2018 itu disebut-sebut dihasilkan dalam pertemuan di Ponpes Amanatul Ummah, Mojokerto (3/6).
Mengutip dalil kitab, para ulama pendukung Khofifah – Emil yang diwakili KH Asep Saifuddin Chalim juga menyebut, umat Islam yang tidak mendukung Khofifah sama dengan mengingkari Allah dan Rasul-Nya. (merdeka)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS