LAMONGAN – Komitmen Universitas Islam Lamongan (UNISLA) dalam membangun desa berkelanjutan kembali dibuktikan melalui kolaborasi strategis bertajuk “Unisla Berdampak: Kolaborasi Kampus untuk Ekonomi Hijau, Wirausaha, dan Pesisir Berdampak” bersama warga Desa Tunggul, Kecamatan Paciran. Kegiatan yang dikemas dalam bentuk field trip ini berlangsung di kawasan Pantai Tunggul dan Tuwung Café,
Kamis (7/8/2025).
Turut hadir Anggota DPRD Lamongan Fraksi PDI Perjuangan, Achmad Umar Buwang, yang memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif kampus dan desa dalam merintis ekowisata berbasis konservasi lingkungan dan pemberdayaan ekonomi hijau.
“Pendidikan dan masyarakat harus berjalan bersama. Kampus seperti Unisla harus terus terlibat dalam upaya perubahan sosial, apalagi di wilayah pesisir yang rentan,” ujar Buwang anggota DPRD Lamongan
Tanam Mangrove hingga Digitalisasi UMKM
Di tengah tantangan perubahan iklim dan isu transisi energi nasional, Desa Tunggul menyuguhkan harapan baru. Warga bersama mahasiswa dan dosen FEB UNISLA aktif menanam mangrove, menyusun program berkelanjutan, dan mengelola potensi alam untuk kesejahteraan dan edukasi.
Tak hanya aksi tanam 100 pohon mangrove dan 10 pohon pule sebagai simbol pelestarian. Kegiatan juga diramaikan diskusi terbuka lintas generasi. Mahasiswa belajar langsung dari warga, berdialog dengan perangkat desa, dan menggali potensi lokal untuk dirancang menjadi program nyata.
Sejumlah rencana tindak lanjut pun disiapkan, mulai dari pelatihan branding produk UMKM, digitalisasi promosi wisata, hingga penyusunan dokumen pembangunan berbasis potensi lokal.
“Kami ingin para pemuda desa dan mahasiswa tidak ragu menjadi penggerak. Kolaborasi ini harus bisa membangun peradaban desa yang tangguh,” tegas Buwang.

MoU dan MoA Jadi Fondasi Kolaborasi
Kegiatan diawali dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (MoA) antara UNISLA, FEB UNISLA, Pemerintah Desa Tunggul, dan Pokmaswas MASKOT sebagai bentuk komitmen jangka panjang.
Kepala Desa Tunggul, H. Moh. Yasin, menyambut antusias kerja sama tersebut. “Kami merasa bersyukur Desa Tunggul dipercaya menjadi mitra pembangunan berdampak oleh Unisla. Ini peluang emas untuk membangun desa dari berbagai aspek,” ungkap Yasin.
Ia juga berharap, keterlibatan kampus tidak berhenti pada kegiatan seremonial, tapi berlanjut menjadi pendampingan konkret dalam proses pembangunan yang berkelanjutan.
Mahasiswa Belajar Langsung, Bangun Solusi dari Bawah
Wakil Rektor II UNISLA, Dr. Nurul Badriyah menekankan pentingnya mahasiswa untuk bersentuhan langsung dengan realitas sosial.
“Unisla ingin berkontribusi dalam pembangunan yang berkelanjutan. Mahasiswa harus mengalami langsung kehidupan masyarakat dan ikut membangun solusi dari bawah,” tuturnya.
Sementara itu, Dekan FEB UNISLA, Dr. H. Abid Muhtarom menegaskan komitmennya menjadikan Desa Tunggul sebagai laboratorium ekonomi hijau. “Ekonomi hijau perlu diwujudkan melalui kolaborasi. Mahasiswa harus belajar sambil mengabdi, menggali potensi desa, dan mendukung kemandirian masyarakat,” katanya.
Menurut Abid, kegiatan ini merupakan bagian dari portofolio Unisla Berdampak yang akan diperluas ke desa-desa pesisir lainnya di Lamongan.
“Menanam pohon itu menanam harapan. Kami percaya, perubahan besar dimulai dari langkah kecil yang dilakukan bersama,” pungkasnya.(mnh/hs)