SUMENEP – Pemkab Sumenep mencanangkan Visit Sumenep 2018 sebagai lokomotif perekonomian. Wakil Bupati Sumenep Achmad Fauzi mengatakan, saat ini masih dicari pola pengembangan yang terbaik bagi program ini.
“Lebih cepat memulai lebih baik. Sumenep sudah layak mempromosikan diri sebagai destinasi wisata,” kata Fauzi kepada wartawan, di Gili Labak, Sumenep, Rabu (12/4/2017).
Terkait program Visit Sumenep 2018, dia sudah mengkoordinasikan dengan dinas-dinas terkait. “Kami ingin Sumenep jadi wisata halal, tapi masih akan kita kaji wisata Sumenep seperti apa,” ujarnya.
Dia mengajak semua pihak mendukung pembangunan wisata Sumenep, seperti pemerhati wisata, media dan pengusaha, serta dari kalangan pemerintah kabupaten sendiri.
Wabup yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Cabang PDI Perjuangan Kabupaten Sumenep ini menyadari, menjadikan Sumenep sebagai tujuan wisata akan membutuhkan waktu panjang.
Mengingat Banyuwangi membutuhkan butuh waktu 7 tahun, Lombok 14 tahun, dan Bali butuh 35 tahun untuk menjadi destinasi wisata yang diperhitungkan.
Pemkab mencatat, selama tahun 2016, ada 800 ribu wisatawan yang berkunjung ke Sumenep. Paling banyak dari Australia, Belanda dan Tiongkok.
Wisatawan datang melalui jalur darat dan kapal pesiar di laut. Destinasi yang paling banyak dikunjungi adalah keraton dan bahari.
Tahun depan, pemkab menargetkan 1 juta wisatawan, termasuk 10 ribu wisatawan mancanegara, berkunjung ke Sumenep.
Potensi wisata bahari utama yang bisa dijual adalah Gili Labak dan Gili Iyang. Potensi wisata bahari tambahan adalah Pantai Sembilan, Badur, Slopeng, Lombong dan sebagainya.
Menurut Fauzi, Gili Labak adalah permata di ujung Madura yang termasuk bagian dari surga yang tersembunyi. Salah satu dari 126 pulau di Sumenep ini memiliki pantai berpasir putih dan berlaut biru. Setidaknya ada 12 spot yang bisa digunakan untuk diving dan snorkeling.
Selain wisata bahari, Sumenep juga memiliki potensi wisata sejarah berupa bangunan keraton dan makam para raja yang masih utuh. Sedangkan potensi wisata budaya Sumenep yaitu tari-tarian, saronen dan karapan sapi. (goek/*)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS