PONOROGO – Masa pemerintahan Sugiri-Lisdyarita (RILIS) sebagai Bupati dan Wakil Bupati Ponorogo telah genap memasuki satu tahun sejak dilantik pada 26 Februari 2021 lalu. Hal itu ditandai dengan gelaran tasyakuran satu tahun kepimimpinan Kang Bupati Sugiri Sancoko – Wakil Bupati Bunda Lisdyarita dan pertunjukan reog di halaman Pendopo Agung Ponorogo, Sabtu (26/2/2022) malam.
Memimpin pada masa pandemi Covid-19 memang tidaklah mudah. Apalagi Sugiri-Lisdyarita hanya menjabat selama 3 tahun. Kondisi tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi mereka untuk tetap berinovasi, bahkan melahirkan ide-ide menarik di tengah pandemi sesuai dengan program Nawa Dharma Nyata demi terwujudnya Ponorogo HEBAT (Harmonis, Elok, Bergas, Amanah, Ber-Taqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa).
Banyak hal yang dilakukan Bupati Sugiri Sancoko-Wakil Bupati Lisdyarita dalam menjabat selama 365 hari ini. Baik di sektor ekonomi, pariwisata, pendidikan, pertanian, dan lain-lain. Salah satunya keberhasilan reog Ponorogo masuk tiga besar dalam nominasi tunggal rekomendasi usulan warisan budaya tak benda (WBtB) untuk didaftarkan ke Intangible Culture Heritage (ICH) UNESCO.

keberhasilan tersebut tentunya menjadi kado terindah di masa kepemimpinan RILIS. Banyak dukungan pada seni tradisi reog untuk menjadi warisan budaya tak benda (WBtB), di antaranya dari anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, Johan Budi, Menteri BUMN, Erick Thohir, dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
“Reog menjadi bagian penting, karena dulu hak kekayaan intelektual ini agak diabaikan, sehingga sempat diklaim negara lain. Insyaa Allah akan menjadi unggulan yang diajukan Pemerintah Indonesia ke UNESCO, sehingga proses budaya yang luar biasa yang diinisiasi masyarakat Ponorogo ini bisa mendunia,” ujar Khofifah saat menghadiri tasyakuran satu tahun kepemimpinan RILIS dan Kenduri Seni Reog Ponorogo.
Khofifah juga menjelaskan, reog menjadi nominasi tunggal, karena hanya di Ponorogo tumbuh-kembangnya dengan maksimal. Bahkan saat di luar Ponorogo pun, kata Khofifah, reog juga tumbuh bahkan menjadi penguat budaya asal Jawa Timur. Maka dari itu ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk aktif menjelaskan literasi budaya reog di media sosial.
“Kita harap reog bisa lolos menjadi warisan budaya tak benda,” harapnya.
Sementara itu, Bupati Sugiri mengatakan, selama dirinya dan Wabup Lisdyarita menjabat, belum bisa memuaskan hati masyarakat. Ia berharap semoga ke depan mampu mengemban amanah, diberi kerukunan dan kesehatan, serta berjuang lebih keras untuk menjadikan Ponorogo lebih baik.
“Kami berdua sedang berjuang menancapkan pondasi yang baik untuk Ponorogo ke depan. Saya jamin, dengan gotong royong Ponorogo akan lebih baik. Saya mohon maaf apabila masih ada yang belum puas dengan kondisi Ponorogo saat ini. Izinkan kami bekerja dengan baik,” tuturnya.
Wakabid Pemenangan Pemilu DPC PDI Perjuangan Ponorogo itu itu juga bersyukur atas masuknya reog dalam tiga besar nominasi tunggal WBtB. Ia ingin Ponorogo dijadikan kota yang berbasis budaya.
“Tentu masuknya reog sebagai nominasi warisan tak benda ini menjadi kado manis tersendiri. Banyak tahapan yang dilalui. Kami berjuang keras, habis-habisan agar dunia mau mengakui reog. Kami juga ingin mencoba membuat Ponorogo berbasis budaya. Reog jadi alat untuk membangun Ponorogo,” tandasnya. (jrs/set)