Sekitar 10.000-an perempuan NU itu berkumpul di Gedung Empire Palace, Jalan Embong Malang, Surabaya, Minggu (29/11/2015), untuk menyatukan tekad bersama mengantarkan Risma-Whisnu kembali memimpin Kota Pahlawan.
Di acara doa bersama bertema “Ikhtiar Perempuan NU Bersama Bu Risma untuk Surabaya” itu, mereka ikut berikhtiar untuk kemenangan Risma-Whisnu di Pilkada Surabaya 2015. (Ingin Pemimpin Merakyat, Mayoritas Warga Pilih Risma-Whisnu)
Acara itu sendiri, dihadiri Banom-Banom (badan otonom) NU terdiri dari ibu-ibu Muslimat, Fatayat, Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), serta organisasi perempuan NU lainnya.
“Acara doa bersama ini kita kemas dengan istighosah. Ada banyak yang datang untuk memberi dukungan ke Ibu Risma,” terang salah satu panitia, Eni.
Perempuan NU se-Kota Surabaya, ungkap Eni, mendukung pasangan incumbent ini bukan tanpa alasan. Menurut dia, sudah cukup bukti nyata, dan bisa dilihat, yang menunjukkan keberhasilan Risma-Whisnu saat memimpin Surabaya selama ini. (Kembangkan Taman Kota, Risma-Whisnu Tampung Aspirasi Warga)
Oleh karena itu, Perempuan NU memutuskan pilihan untuk mendukung dan memenangkan Risma-Whisnu di Pilkada Surabaya 9 Desember depan.
Risma pun menyampaikan apresiasinya, dan mengucapkan terima kasih atas dukungan untuk pasangan nomor urut dua tersebut. Dia menyatakan, bersama Cawawali Whisnu Sakti Buana, juga siap mengemban amanah seluruh warga Surabaya jika kembali terpilih sebagai wali kota dan wakil wali kota.
“Dukungan ini sungguh luar biasa. Saya dan Mas Whisnu mengucapkan terima kasih atas dukungan ini. Kami maju bukan untuk kepentingan pribadi, tapi demi warga Surabaya,” kata Risma.
Dia juga mengungkapkan jika selama ini sudah sangat dekat dengan kalangan Nahdliyin. Di hadapan ribuan kaum perempuan NU itu, Risma menceritakan kalau dirinya juga terlahir dari keluarga NU. (Hadiri Haul KH Achmad Ali, Risma Disambut Meriah)
Karena itu, dia selalu meluangkan waktu jika diundang di acara-acara yang digelar elemen jam’iyah Nahdlatul Ulama. Termasuk kerap menghadiri acara yang digelar Muslimat, meski tidak masuk dalam struktur organisasi.
“Karena memang saya terlahir dari keluarga NU. Saya ingin sekali ikut membangun dan menyejahterakan kaum perempuan NU di Surabaya ini,” ucap Risma. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS