SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mengembangkan destinasi wisata di Kota Pahlawan. Hal itu untuk menawarkan pengalaman baru bagi para pelancong, serta menciptakan peluang lapangan kerja bagi warga setempat.
Karena itu, Pemkot Surabaya melakukan revitalisasi di Kota Lama Surabaya sebagai salah satu destinasi wisata berbasis sejarah dengan melestarikan dan mengoptimalisasikan bangunan cagar budaya.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengatakan, Pemkot Surabaya kembali menghidupkan suasana tempo dulu di kawasan Kota Lama Surabaya dengan cara mengoptimalisasikan fungsi bangunan cagar budaya di kawasan tersebut.
“Kami ingin menawarkan pengalaman melalui kegiatan wisata yang menarik dan edukatif yang bersinergi bersama seluruh elemen masyarakat, termasuk pihak swasta,” ujar Cak Eri, sapaan akrabnya, Kamis (6/6/2024).
Menurutnya, Kota Lama Surabaya merupakan kawasan yang merekam sejarah panjang perkembangan Kota Pahlawan sejak abad ke-17 hingga ke-20. Pada masa itu, kawasan Kota Lama Surabaya tidak hanya sebagai pusat kota, namun juga sebagai pelabuhan, industri dan perdagangan yang dihuni berbagai etnik/bangsa.
“Sehingga kini, Kota Lama Surabaya terbagi menjadi beberapa situs atau zona berdasarkan karakteristik bangunannya, yakni zona Eropa, Pecinan, Arab dan Melayu,” jelas politisi PDI Perjuangan itu.
Sementara Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya, Hidayat Syah, menambahkan, salah satu program pengembangan destinasi pariwisata terpadu adalah melakukan pengecatan ulang bangunan cagar budaya di situs atau zona Eropa.
“Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP), BPBD, dan Satpol PP Kota Surabaya yang melakukan pengecatan pada bangunan, dan kita mendapatkan dukungan dari perusahaan produsen cat untuk material cat,” ujar Hidayat.
Pengecatan ulang itu dilakukan pada lima bangunan cagar budaya di zona Eropa Kota Lama Surabaya, di antaranya, gedung PT. Arina Multikarya, gedung PT. Perkebunan Nusantara I regional 4, dan dua bangunan di gedung PT. Tjiwi Kimia yang semuanya berlokasi di Jalan Rajawali, serta Gedung Internatio yang berlokasi di Jalan Taman Jayengrono.
“Melalui kolaborasi dan warna dengan program CSR Let’s Colour, AkzoNobel berkomitmen untuk terus mendukung pelestarian cagar budaya agar warisan budaya dapat senantiasa terjaga hingga generasi mendatang,” terangnya. (set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS