KOTA PROBOLINGGO — Sejumlah pedagang oleh-oleh haji dan umrah yang berjualan di Jalan KH. Agus Salim, menggelar unjuk rasa, Jumat (13/6/2025). Mereka menolak rencana Pemerintah Kota yang akan memindahkan tempat mereka berdagang ke Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL).
Sejumlah faktor menjadi dasar penolakan para pedagang.
“Kami khawatir omzet akan turun drastis jika dipindahkan ke sana. Selain itu, jumlah stan yang disediakan tidak mencukupi,” ujar Bambang Suwoto, Ketua Paguyuban Pedagang Haji dan Umrah.
Jumlah stan yang ditempati para pedagang pada saat ini sebanyak 10. Sementara stan disediakan di tempat relokasi berjumlah 5.
Para pedagang berharap agar Pemerintah kota mempertimbangkan kembali rencana penggusuran.
Relokasi seiring rencana Pemerintah Kota Probolinggo merevitalisasi alun-alun dengan anggaran Rp 9,5 miliar. Salah satu bagian dari proyek ini adalah perbaikan trotoar di sisi barat alun-alun, tempat berdirinya 10 stan oleh-oleh haji.

Wakil Ketua II DPRD Kota Probolinggo, Santi Wilujeng Prastyani, merespons protes dari para pedagang. Apalagi, mereka juga bersurat ke dewan untuk meminta audiensi dan menyampaikan aspirasi.
“Saya berharap tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Beberapa kali saya bertemu dengan mereka (pedagang), dan mereka mengeluh enggan pindah. Alangkah baiknya jika diberikan lokasi yang tetap prospek untuk berjualan,” ujarnya.
Santi menjelaskan, Rapat Dengar Pendapat (RDP) pihak dewan dengan para pedagang, sedianya akan ditangani Komisi III DPRD.
“Semoga kami dapat menjembatani komunikasi antara pedagang dan Wali Kota agar ditemukan solusi terbaik,” tambah Santi. (drw/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS