Rabu
16 Juli 2025 | 3 : 54

Jokowi Hormati Ulama

pdip-jatim-ulama-di-istana-negara

JAKARTA – Tudingan anti Islam dan benci ulama kerap ditujukan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi). Padahal, tudingan tersebut sama sekali tidak berdasar dan berkebalikan dengan kenyataan yang ada.

Jokowi menghadapi pelbagai tudingan miring tersebut dengan menunjukkan bahwa dirinya tidak anti Islam dan juga tidak membenci ulama.

Hal tersebut terlihat dari pelbagai kegiatan yang dijalankannya selama menjabat, seperti kerap bertemu ulama baik dengan berkunjung ke pesantren-pesantren di Tanah Air maupun mengundang ulama ke Istana Negara.

Pada awal Februari 2019 lalu misalnya, Jokowi berkunjung ke Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Anwar Rembang, Jawa Tengah. Ponpes tersebut diasuh oleh ulama kharismatik KH. Maimun Zubair atau Mbah Moen, yang dikenal dekat dan akrab dengan presiden.

Hanya berselang beberapa hari, pada Kamis (7/2/2019) Jokowi mengundang sedikitnya 400 kiai dan habib yang berdomisili di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jadetabek) untuk hadir dalam acara silaturahim di Istana Negara.

Agenda bertemu ulama, dilanjutkan dua hari kemudian, pada Jumat (8/2/2019). Saat itu Jokowi mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Ittihad, Cianjur, Jawa Barat.

“Setiap bertemu dengan para ulama, hati saya selalu merasa tenang. Karena ulama selalu memberikan petunjuk-petunjuk dan nasihat kepada saya,” kata Jokowi saat silaturahmi dengan ratusan peserta Halaqah Ulama dan Pimpinan Pondok Pesantren Jawa Barat di Istana Negara, Jakarta, akhir Februari 2019.

Pertemuan Jokowi dengan ulama berlanjut pada 5 Maret 2019, diawali dengan mengundang 94 ulama dan tokoh masyarakat Aceh ke Istana Negara, Jakarta.

Pertemuan demi pertemuan Jokowi dengan ulama sejak awal Januari hingga awal Maret 2019, memperlihatkan bahwa tuduhan Jokowi anti Islam dan benci ulama tidaklah benar.

Di sisi lain, pada pelbagai kesempatan Jokowi juga selalu mengutarakan keprihatinannya atas tuduhan tak berdasar yang dialamatkan kepadanya.

Bagi Jokowi, perilaku tidak bertanggung jawab beberapa oknum yang memainkan isu sensitif seputar agama untuk meraih kekuasaan, amatlah memprihatinkan. Oleh karena itu, Jokowi menaruh harapan kepada para ulama dan tokoh agama untuk turut serta dan aktif dalam mencegah hoaks dan fitnah.

“Tanpa peran para pemuka agama, pemerintah tentu akan kesulitan dalam menanggulangi penyebaran kabar yang ditujukan untuk memecah belah persatuan dan kerukunan di tengah keberagaman di Indonesia,” ujar Jokowi.

“Saya mengajak kepada para ulama untuk menyampaikan kepada masyarakat dan lingkungannya untuk merawat persatuan, kerukunan, dan ukhuwah (persaudaraan), baik ukhuwah Islamiyah maupun wathoniah, sebagai saudara sebangsa dan setanah air,” tambahnya. (kompas)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel Terkini

SEMENTARA ITU...

Genjot Produksi Tebu, Bupati Kediri Bakal Kawal Kebutuhan Pupuk Petani

KEDIRI – Bupati Hanindhito Himawan Pramana (Mas Dhito) berkomitmen untuk mengawal ketersediaan pupuk guna ...
LEGISLATIF

Pentingnya Sinergi Mitigasi Bencana Industri oleh Perusahaan dan Pemkab Ngawi

NGAWI – Terbakarnya pabrik sepatu PT Dwi Prima Sentosa menjadi peristiwa memilukan di Ngawi, awal bulan ini. ...
SEMENTARA ITU...

Tinjau Rumah Ilmu Arek Suroboyo, Eri Optimis Pertumbuhan Karakter Anak Akan Meningkat

SURABAYA – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengunjungi Rumah Ilmu Arek Suroboyo (RIAS) untuk melihat proses ...
KABAR CABANG

Komedian Jember Cak Londo Koplak: Saya Ingin Bareng PDIP Ngopeni Kesenian Tradisional

JEMBER – Komedian terkenal di Kabupaten Jember, Wijaya, akrab dikenal Cak “Londo Koplak” memutuskan bergabung ...
SEMENTARA ITU...

Ratusan Hektar Sawah Diserang WBC, Ponorogo Siapkan Penyemprotan Pestisida hingga Tanam Refugia

PONOROGO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo akan bertindak cepat mengendalikan penyebaran hama wereng yang ...
LEGISLATIF

Proses Perizinan Lamban, Bulek Minta Pemkot Surabaya Sederhanakan Regulasi

SURABAYA – Anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya, Budi Leksono (Buleks) minta pemerintah kota (Pemkot) setempat ...