PONOROGO – Berita meninggalnya seorang santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) sampai ke telinga anggota Komisi III DPR RI, Johan Budi Sapto Pribowo. Hal tersebut diungkapkannya usai mengadakan pertemuan dengan Paguyuban Pemulung dan Tukang Rosok Ponorogo serta Paguyuban Tenaga Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di Jalan Gajah Mada Ponorogo, Senin (12/9/2022).
Dari kasus itu, dua tersangka telah ditetapkan dan polisi terus berusaha membukanya secara transparan, termasuk kemungkinan keterlibatan orang lain di dalamnya. Agar kasus tersebut terang-benderang dan tidak membuat publik bertanya-tanya, maka Johan Budi menyarankan Komnas HAM turun ke Ponorogo ikut memantau perkembangan kasus tersebut.
“Saya mengusulkan agar Komnas HAM turun untuk memantau secara eksternal bagaimana proses penyelidikan dan penyidikan pihak Polres,” ujar Johan Budi.
Lebih lanjut, Johan Budi juga mengungkapkan Komnas HAM bisa turun seperti yang dilakukannya pada kasus-kasus lain. Bahwa selain Komnas HAM, LPSK jika diperlukan juga bisa turun untuk memberikan perlindungan kepada saksi.
Apalagi dalam kasus yang menewaskan seorang santri asal Palembang, Albar Mahdi bin Rusdi itu akibat aksi kekerasan yang dilakukan seniornya. Sehingga keterlibatan Komnas HAM sangat diperlukan.
”Saya mendengar sekarang sudah ada penetapan dua tersangka berarti sudah ada progres dari polisi. Namun publik sampai hari ini masih ada kecurigaan-kecurigaan pada pihak Gontor maupun semua yang berhubugan dengan kasus Gontor. Saya ingin diusut setuntas-tuntasnya,“ tegasnya.
Pada kesempatan itu, politisi PDI Perjuangan itu membagikan bantuan sembako dari Ketua DPR RI, Puan Maharani, kepada 100 pemulung dan tukang rosok. Ia turut didampingi anggota DPRD Ponorogo, Agung Priyanto dan Relelyanda Solekha. (jrs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS