
JAKARTA – Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo menyebut nama-nama warga dalam pidato kebangsaannya di Sentul International Convention Center, Minggu (24/2/2019).
Jokowi tidak hanya menyebutkan nama mereka, melainkan
juga menunjukkan kehadiran mereka di acara tersebut. Mereka menjadi contoh
sukses program pemerintahan Jokowi.
Pertama adalah Siti Jariyah dari Bekasi yang mendapat
Program Keluarga Harapan (PKH). “Dulu Bu Siti dan suami kekurangan dalam
membiayai hidup anak-anak. Pada 2015, Bu Siti mulai berjualan lontong sayur
dibantu melalui PKH dan sekarang usahanya berkembang pesat,” ujar Jokowi
dalam pidatonya.
Kamera langsung mengarah ke Siti Jariyah yang
mengenakan kerudung coklat. Siti melambaikan tangan ke arah Jokowi dan disambut
dengan tepuk tangan para relawan.
Jokowi melanjutkan, kini Siti sudah menerima pesanan
katering untuk kantor dan acara pernikahan. Anak-anak Siti juga bisa mengenyam
pendidikan hingga bangku kuliah.
“Artinya Bu Siti sudah lulus dari PKH. Ini hebat.
Inilah contoh dengan bekerja keras tidak kenal menyerah, optimis, maka bisaa
sejahtera. Maka bisa memajukan ekonomi keluarganya. Saya ingin acungkan jempol
untuk Bu Siti,” kata Jokowi.
Bukan hanya Siti yang dibanggakan Jokowi pada malam
ini. Ada juga Roedah dari Cilincing, Jakarta Utara, yang mendapat manfaat
program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar).
Jokowi memperkenalkan Roedah sebagai perempuan yang
sukses dalam program Mekaar. Roedah yang hadir dengan kerudung hitam tersenyum
dan melambaikan tangan ke arah Jokowi ketika namanya disebut.
“Bu Roedah adalah perempuan Indonesia yang
membantu ekonomi keluarga. Dulu pendapatan Rp 20.000-Rp 30.000 per hari. Dengan
berdagang serta dibantu program Mekaar, sekarang omset mencapai Rp 1,5 juta per
hari,” kata Roedah.

Jokowi menyebut program Mekaar dan Program Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) mampu memberdayakan perempuan Indonesia.
Kata dia, program ini membuktikan perempuan Indonesia
adalah tiang keluarga yang tangguh. Jokowi mengatakan penerima program Mekaar
akan ditingkatkan menjadi 10 juta orang.
Pada kesempatan itu, Jokowi mengungkapkan telah
menjalani pengalaman hidup masa lalu yang sulit. Jokowi pun menegaskan, ia tak
ingin masyarakat Indonesia mengalami apa yang ia alami dahulu.
“Seluruh pengalaman itu telah mengukuhkan tekad
saya agar rakyat Indonesia tidak mengalami kesulitan seperti yang saya
alami,” ujar Jokowi.
Masa lalu yang sulit membuat keluarganya dahulu pun dihantui
ketakutan tidak dapat berobat, karena biaya pengobatan cukup tinggi. Ketakutan
lain, yakni tidak bisa meneruskan pendidikan hingga tinggi.
Oleh sebab itu, pada 4,5 tahun pemerintahannya, dia
mendorong percepatan pembagian program jaminan kesehatan dan pendidikan bagi
masyarakat miskin. Pemerintahannya membagikan Kartu Indonesia Pintar (KIP)
kepada 18,7 juta siswa.
Selain itu ada 20.000 anak muda terbaik yang diberikan
beasiswa bersekolah di luar negeri. “Itu semua untuk membuktikan bahwa
kita tidak mau ada satupun anak di Indonesia tidak bisa meraih cita-citanya
hanya karena terhalang kemiskinan. Tidak,” ujar Jokowi.
Jaminan kesehatan juga demikian. Pemerintah sudah
membagikan Kartu Indonesia Sehat (KIS) kepada 92,4 juta jiwa penduduk miskin.
Dengan demikian, mereka tidak tambah jatuh miskin apabila ada salah satu
anggota keluarganya jatuh sakit.
“Sekarang, kita tidak lagi mengenal
istilah, orang miskin dilarang sakit. Semua rakyat Indonesia harus memperoleh
layanan kesehatan,” tegasnya. (goek)