JAKARTA – Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengingatkan, Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) sebagai organisasi sayap Partai, harus kuat mengepakkan sayap, tampil memimpin keseluruhan pergerakan rakyat dengan selalu hadir di tengah-tengah rakyat.
“Saya tegaskan, Repdem sebagai sayap partai harus memahami bagaimana Kongres ke-4 PDI Perjuangan meneguhkan sebagai partai pelopor dan partai ideologis yang menjadikan Pancasila sebagai ruh perjuangan,” ujar Hasto dalam penutupan Rakernas Repdem yang dihadiri 20 DPD Repdem se-Indonesia, di Hotel Grand Alia, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (4/3/2017).
Posisi ideologi PDI Perjuangan sebagai pelopor, sebut Hasto, kemudian diteruskan dalam kebijakan Presiden Joko Widodo dengan menetapkan 1 Juni sebagai hari Pancasila.
Hasto mengatakan, bahwa mata rantai sejarah perjuangan kemerdekaan disusun sejak ratusan tahun lamanya. Dan proklamator Bung Karno menegaskan, hanya bangsa yang berani meletakkan nasib di tangan sendiri yang akan berhasil.
Baca juga: Rakernas Repdem Bahas Konsolidasi dan Masa Jabatan Ketum
“Karena itu, seluruh kader Repdem harus ingat dan tanamkan dalam-dalam bahwa semangat berdikari, budaya gorong royong harus dijalankan dalam jengkal jengkal perjuangan,” tegasnya.
Dia yakin, langkah Repdem dengan semua kekuatannya akan tegap dan kuat untuk bercengkerama bersama masyarakat di bawah. Yakni dengan terjun langsung bersama-sama dengan rakyat.
“Mendatangi masyarakat dengan semangat gotong royong, persatuan, dan menjalankan penuh ideologi Pancasila,” ujar Hasto.
Dia menyebutkan, ideologi perjuangan PDIP juga sudah dirumuskan dengan baik, di mana Pancasila menjadi dasar kekuatan. Menurutnya, sikap tak diam melihat ketidakkeadilan merupakan pengamalan dari Pancasila yang digali dari bumi Indonesia, menjadi ideologi bangsa.
“Jangan sekadar berucap. Tapi penting diamalkan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Jalan politik kita yang berkeadaban. Bukan menang-menangan, apalagi menghina. Bung Karno memperjuangkan kepentingan bangsa. Mendedikasikan hidupnya untuk bangsa dan negara,” ucap Hasto.
Hasto kemudian mencontohkan salah satu sikap negarawan Bung Karno, saat membangun Masjid Istiqlal. Menurutnya, Presiden I RI tersebut tidak memandang suku maupun agama dari arsitek yang membangun salah satu bangunan kebanggaan Indonesia tersebut.
“Arstitekturnya Silaban, beragama Kristen. Termegah di Asia (ketika itu,red). Bung Karno juga membangun peradaban Islam. Jadi kita tunjukkan, nilai Ketuhanan dengan PDIP membumikan Pancasila. Nilai Ketuhanan itu artinya tak ada egoisme antarmanusia. Yang ada semangat musyawarah dan kebersamaan,” paparnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS