SIDOARJO – Menghadapi era globalisasi yang penuh dengan perubahan cepat, eksistensi seni pertunjukan tradisional di Indonesia menghadapi tantangan besar. Hal tersebut disampaikan anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, Puti Guntur Soekarno, melihat kondisi seni pertunjukan saat ini.
Dia juga menyerukan pentingnya upaya untuk membangkitkan kembali seni pertunjukan tradisional demi keberlanjutan budaya nasional. Menurutnya, keberlanjutan budaya nasional saat ini berada dalam kondisi yang memprihatinkan.
“Di tengah derasnya arus perubahan zaman, negara tampak meluncur tanpa fokus dan strategi pembangunan kebudayaan yang jelas,” ujar Puti melalui saluran zoom pada agenda Bisafest di Grand Ballrom Aston Hotel, Sidoarjo, Kamis (18/7/2024).
Menurut Politisi PDI Perjuangan itu, kondisi tersebut diperparah dengan krisis pariwisata nasional akibat pandemi Covid-19 dan perubahan selera generasi penikmat seni.
“Hal ini membuat profesi seniman, khususnya mereka yang terlibat dalam kepariwisataan pertunjukan seni tari, semakin terpuruk,” jelasnya.
Cucu dari Sang Proklamator RI itu mengungkapkan bahwa dirinya menerima banyak aspirasi dari para budayawan dan seniman secara langsung, terutama di daerah pemilihannya di Surabaya dan Sidoarjo.
Data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada tahun 2023 menunjukkan, ekonomi kreatif menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) hingga Rp 1.419 triliun, dengan kontribusi subsektor seni pertunjukan sekitar Rp5 miliar.
Meski demikian, 87,57 persen pekerja seni pertunjukan memiliki upah di bawah rata-rata UMP/UMK, hanya sekitar Rp 1,9 juta per bulan.
“Khusus untuk seni pertunjukan tradisional, rata-rata angkanya jauh lebih kecil, bahkan tanpa pemasukan dalam sebulan karena tidak ada pentas,” jelasnya.
Dalam upaya untuk mendukung kebangkitan seni pertunjukan tradisional, Puti menyatakan bahwa DPR RI, khususnya Komisi X, terus mendorong pemerintah agar fokus pada program yang berorientasi pada penguatan kelembagaan desa wisata, infrastruktur pariwisata, pemberdayaan masyarakat berbasis pariwisata, serta memperkuat promosi, baik dalam negeri maupun luar negeri.
“Hadirnya berbagai regulasi kepariwisataan saat ini dan rencana revisi UU Kepariwisataan merupakan wujud komitmen kami dalam meningkatkan peran pemerintah pusat maupun daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif,” tuturnya.
Untuk itu, Puti mendorong kolaborasi antara adat seni tari tradisional atau kebudayaan dan pengembangan pariwisata berbasis pemberdayaan masyarakat. “Kolaborasi ini sangat berperan strategis dalam memperkuat ikatan sosial masyarakat dan juga identitas nasional bangsa Indonesia,” terangnya.
Puti juga menggarisbawahi pentingnya pemanfaatan teknologi media digital dalam pengembangan pariwisata berbasis kebudayaan. Menurutnya, kolaborasi media digital dalam promosi atau pemasaran kegiatan seni tari desa wisata merupakan strategi efektif saat ini dan di masa depan.
Teknologi tersebut menjadi sarana aktif yang digunakan oleh banyak orang untuk saling berinteraksi, menciptakan, serta bertukar informasi dalam sebuah jaringan atau komunitas tertentu. “Perannya adalah memperluas jangkauan promosi berbagai kegiatan kebudayaan,” tandasnya. (yol/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS