PONOROGO – Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, didampingi Wakil Bupati Ponorogo, Lisdyarita, membuka pameran lukisan yang digelar di Ndalem Ndoro Tondo Winatan, Jalan HOS Cokroaminoto, Rabu (3/8/2022) malam. Pameran yang menjadi bagian dari rangkaian Grebeg Suro 2022 itu mengusung tajuk “Jejak Maestro.”
Pembukaan pameran diawali dengan teatrikal seorang perupa berbaju serba hitam memercikkan cat berwarna hitam dan merah pada selembar kain putih, membentuk lukisan abstrak. Diiringi dengan suara gamelan beserta alunan bait-bait puisi.
Berbagai lukisan yang berjumlah 100 terpajang di rumah kuno itu. Ada 45 pelukis dari berbagai daerah yang berpartisipasi dalam pameran ini.
Bupati Sugiri mengaku takjub dan bangga dengan hasil karya anak bangsa. Ia juga memerintahkan kepala OPD (organisasi perangkat daerah) untuk mengoleksi lukisan yang dipamerkan.
“Tujuannya agar pemerintah punya koleksi (hasil) anak bangsa. Sekaligus menstimulasi, memancing spirit anak-anak muda, seniman lukis bahwa pemerintah hadir. Kami mengapresiasi spirit mereka, kami suka dengan lukisan yang dipamerkan,” ujar Kang Giri, sapaan akrab Bupati Sugiri.
Bahkan, politisi PDI Perjuangan itu tertarik dengan dua lukisan karya Mas Poor, yakni Reyog Obyok dan lukisan Bung Karno yang sedang berpidato. Kang Giri mengaku sangat suka dengan Bung Karno, apalagi dengan ekspresi yang luar biasa.
Hal senada juga diungkapkan Wabup Lisdyarita. Ia mengaku kagum dengan lukisan Bung Karno yang bersanding dengan Ibu Fatmawati, dan lukisan wayang yang diperankan oleh artis Maudy Koesnadi.
“Ini sangat bagus, saya suka. Karena lukisan yang dihasilkan sangat mirip dengan aslinya. Ayo, masyarakat Ponorogo datang dan saksikan pameran luksian ini, ya. Bagus-bagus lo,” ujar Lisdyarita.
Sementara itu, ketua panitia pameran lukisan yang sekaligus kepala Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN) DPC PDI Perjuangan Ponorogo, Titis Mursito, mengatakan, gelaran pameran lukisan di Ndalem Ndoro Tondo merupakan keinginan Bupati Sugiri.
Rumah kuno itu sendiri adalah milik Ndoro Tondo (RM Tondowinoto), Adipati (Bupati) wilayah Sumoroto Ponorogo sekitar tahun 1900-an. Dipilihnya rumah kuno tersebut sebagai tempat pameran tidak terlepas dari korelasi antara seni dan nilai-nilai sejarah di Ponorogo.
“Pameran ini merupakan mimpi Bupati Sugiri untuk menggelar pameran lukisan di rumah bersejarah Ndoro Tondo. Alhamdulillah, melalui cucu mantan Bupati Ponorogo tahun 1900-an, mimpi itu terwujud,” jelas Titis. (jrs/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS