BANDA ACEH – Monumen Tsunami Kuburan Massal Siron menjadi tempat yang pertama kali didatangi rombongan Safari Kebangsaan X di Aceh, Rabu (6/3/2019).
Rombongan itu dipimpin Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang ditemani utusan khusus Cawapres KH Ma’ruf Amin seperti KH Lukmanul Hakim, Habib Sholeh Almuhdar, Habib Ali Assegaf, dan KH Zainal Arifin.
Zuhairi Misrawi dari Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) PDI Perjuangan ikut mendampingi, bersama para pengurus dan caleg PDIP daerah pemilihan Aceh seperti Karimun Usman dan Ramond Dony Adam.
Hasto Kristiyanto mengatakan, kedatangan ke monumen tersebut untuk mendoakan 46.718 jiwa rakyat Aceh yang wafat saat bencana tsunami tahun 2004 lalu.
“Korban yang terjadi tak pernah sia-sia. Sebab perbaikan terus dilakukan. Langkah pertama kami di Aceh adalah mendoakan para korban tsunami,” kata Hasto.
Dia menyebut, keberadaan monumen yang letaknya tak jauh dari Bandara Sultan Iskandar Muda itu mengingatkan agar seluruh warga negara Indonesia terus waspada.
“Sebab ini mengingatkan kita bahwa kita tinggal di ring of fire, wilayah cincin api sehingga rawan bencana,” jelasnya.
Hasto Kristiyanto melihat bahwa pemahaman terhadap tsunami itu sebenarnya masuk dalam tradisi kehidupan masyarakat Aceh. “Untuk itu safari ini tidak terlepas dari penghormatan kami dengan seluruh kebudayaan itu,” tuturnya.
Dalam Safari Kebangsaan X kali ini, di hadapan para ulama dan pengurus pesantren di Pondok Pesantren Darunnizham, Tanoh Anou, Kecamatan Teunom, di Kabupaten Aceh Jaya, Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Ma’ruf Amin membersihkan fitnah yang selama ini beredar di masyarakat bahwa Jokowi adalah pemimpin anti Islam.
Tim KH Ma’ruf Amin, KH Lukmanul Hakim, menjelaskan dirinya mendapat pesan khusus dari cawapres nomor urut 01 untuk menyampaikan apa yang sesungguhnya di tengah maraknya fitnah terhadap Jokowi. Salah satu fitnah yang paling kuat adalah bahwa Jokowi tak cinta atau memusuhi Islam.
“Bagaimana mungkin Jokowi memusuhi Islam kalau cawapresnya saja seorang ulama Islam? Pak Jokowi yang menetapkan Hari Santri. Membangun bank wakaf mikro di pesantren. Meresmikan Komite Nasional Keuangan Syariah yang dipimpin langsung Pak Jokowi. Bagaimana mungkin beliau benci Islam?” kata Lukmanul Hakim.
Dia menjelaskan, semua fitnah soal Jokowi benci Islam adalah sama sekali tak benar. Sayangnya, selama ini Jokowi terlalu fokus bekerja sehingga fitnah yang dibiarkan itu kadung dipercaya sejumlah warga masyarakat.
“Selama ini memang beliau tak melawan karena fokus bekerja. Mungkin beliau berpikir bahwa hasil kerjanya akan membuat orang takkan percaya fitnah itu. Tapi ternyata masih ada saja yang percaya. Sebab fitnah dijadikan sebagai komoditi politik oleh lawan politik beliau,” beber Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.
Lebih jauh, Kiai Lukman mengatakan bahwa Pemilu 2019 adalah pesta demokrasi. Seyogianya pesta, maka semua orang seharusnya bergembira. Namun belakangan, pesta demokrasi justru diisi berita bohong dan fitnah. “Kalau sudah begitu kan ini bukan lagi pesta. Sudah berbahaya. Maka itu kami mengharapkan para ulama Aceh bisa membersihkan juga fitnah dan hoaks itu agar kita kembali ke kesejatian pesta demokrasi,” ujarnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS