Atasi Kelangkaan, Pemkab Malang Gerak Cepat Lakukan Ekstra Droping Elpiji 3 Kilogram

MALANG – Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto, melakukan rapat koordinasi bersama dengan Pertamina dan Hiswana Migas untuk mengantisipasi kelangkaan gas elpiji 3 kilogram di wilayah Kabupaten Malang.

Menurut data yang dimiliki Bagian Sumberdaya Alam Sekretariat Daerah Kabupaten Malang, terdapat penurunan alokasi elpiji di Kabupaten Malang.

Pada tahun 2022, Kabupaten Malang mengalokasikan sebanyak 104.176 matrik ton elpiji. Namun, pada tahun 2023, alokasinya mengalami penurunan menjadi 99.241 matrik ton dengan kuota 106 ribu tabung per hari.

Untuk mengantisipasi kelangkaan ini, Didik menerangkan saat ini Pemerintah Kabupaten Malang memberikan ekstra droping elpiji 3 Kilogram 114 ribu tabung per hari.

“Tabung-tabung ini didistribusikan ke 1.618 pangkalan yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Malang,” jelas Didik Gatot Subroto, Minggu (30/7/2023).

Dia menyampaikan bahwa pengurangan alokasi elpiji ini memunculkan masalah yang perlu ditangani. Masalah tersebut harus diatasi melalui perencanaan dan pengaturan distribusi tabung elpiji 3 Kilogram dengan baik.

“Untuk mengantisipasi kelangkaan, kita harus dapat berupaya misalnya dengan menggunakan cadangan yang ada. Namun, tentu ini tidak serta merta dapat dilakukan,” ujar Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang tersebut.

Menurutnya, antisipasi ini perlu dilakukan dengan perencanaan yang matang agar kelangkaan elpiji tidak sampai mengganggu kegiatan ekonomi masyarakat.

“Ada beberapa proses yang perlu kita lakukan dan persiapkan dengan matang agar kelangkaan ini tidak sampai mengganggu proses perekonomian masyarakat, secara khusus pada pelaku UMKM dan warga masyarakat yang tidak mampu,” ucapnya.

Sementara itu, perwakilan dari Pertamina SAM Retail Malang, Shindu Priyo Windoko, menerangkan, persediaan elpiji saat ini masih dapat dianggap aman. Namun, dia mengakui bahwa terdapat keterlambatan dalam distribusi yang mengakibatkan kekurangan pasokan elpiji pada beberapa waktu.

Faktor lain yang menyebabkan kelangkaan adalah tingginya permintaan dalam waktu bersamaan. “Tingginya permintaan bersamaan dengan banyaknya orang menggelar kegiatan hajatan yang bersamaan,” paparnya. (ace/pr)