Melalui program rumah sejahtera terpadu, biaya Rp 20 juta per unit.
LUMAJANG – Sejumlah rumah tidak layak milik warga di Labupaten Lumajang mendapatkan program bedah rumah, bagian dari penanganan kemiskinan ekstrem.
Anggota DPR RI Komisi VIII, Umar Bashor, kepada pdiperjuangan-jatim.com di Lumajang pada Rabu (26/7/2023) mengatakan, beberapa hari lalu pihaknya memantau langsung progres pembangunan rumah warga yang mendapatkan program rumah sejahtera terpadu (RST). Yakni di Desa Sentul, Kecamatan Sumbersuko.
Menurut Umar, sejumlah rumah warga memang layak direnovasi. Selain kondisi bangunannya yang sudah rapuh di bagian atapnya, banyak kerusakan di sana sini dan terlihat kumuh.
“Benar-benar tidak layak untuk ditempati. Apalagi ada rumah yang hanya berukuran 5×6 meter itu, sampai ditempati oleh 4 orang anggota keluarga,” ungkap Umar Bashor.
Wakil rakyat dari PDI Perjuangan ini menambahkan, ada 10 rumah warga di Desa Sentul yang kondisinya masuk kategori kemiskinan ekstrem atau tidak layak huni. Renovasi rumah-rumah tersebut kemudian dibenahi melalui program Kementerian Sosial berupa Rumah Sejahtera Terpadu (RST).
“Terpadu maksudnya layak huninya, layak sehatnya,” ucap Umar Bashor.
Pembangunan rumah warga tersebut dilakukan secara gotong royong oleh warga sekitar. Hal itu sebagai salah satu bentuk kepedulian sesama. Sehingga, dengan dana yang ada, sedikit bisa mencukupi semua kebutuhan pembangunan rumah. Mulai dari membuat pondasi, tembok, atap hingga pemasangan keramik dan MCK-nya.
“Dananya hanya 20 juta, tapi masyarakat sekitar luar biasa bisa guyub rukun dan mau bergotong royong dengan sukarela. Bahkan tukangnya pun tidak dibayar, karena memang tidak ada ongkos,” kata Umar Bashor.
Kasworo, warga setempat mengatakan, bantuan tersebut merupakan hasil dari aspirasi masyarakat, yang disampaikan melalui Umar Bashor beberapa waktu sebelum ini. Dan beberapa hari belakangan mulai dikerjakan secara bersamaan.
Suko, salah seorang warga yang mendapat manfaat program tersebut mengaku terbantu dengan adanya program RST. Rumah warga berprofesi sebagai pemulung itu dibongkar total dan dibuatkan pondasi baru.
Kemudian dilanjutkan dengan pembangunan tembok menggunakan batako. Termasuk sampai bagian atapnya akan diganti baru, dengan dilengkapi MCK yang lebih sehat sanitasinya.
“Lantainya nanti akan diganti keramik, agar lebih layak lagi. Program ini terus saya pantau, mulai dari pengajuan hingga pelaksanaan sampai selesai,” pungkas Umar. (ndy/hs)













