SURABAYA – DPD PDI Perjuangan Jawa Timur tegas menolak kedatangan delegasi Israel di wilayah Jawa Timur selama Piala Dunia U-20 digelar di Indonesia. Even ini rencananya dilaksanakan PSSI dan Kementerian Olah Raga pada 20 Mei sampai 11 Juni 2023.
“PDI Perjuangan Jatim menolak delegasi Israel untuk bertandang dan bertanding di wilayah Jawa Timur pada gelaran Piala Dunia U-20 di Indonesia,” tandas Plt Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim MH Said Abdullah di Surabaya, Rabu (22/3/2023).
Politisi yang juga Ketua Banggar DPR RI ini menginstruksikan kepada Fraksi PDI Perjuangan di DPRD Jatim untuk menolak kehadiran delegasi Israel pada Piala Dunia U-20 di Jawa Timur. Menurutnya, sikap penolakan itu perlu disampaikan secara terbuka dan tertulis kepada Gubernur Jawa Timur.
Said menyebutkan, sikap penolakan PDI Perjuangan Jawa Timur ini didasarkan pada komitmen solidaritas terhadap perjuangan bangsa Palestina atas perlawanan menghadapi aneksasi, penjajahan dan pembunuhan yang terus dilakukan Israel terhadap bangsa Palestina.
Sikap PDI Perjuangan Jawa Timur ini, ungkapnya, sejalan dengan kebijakan politik yang pernah ditempuh Presiden Soekarno dalam menempatkan delegasi olahraga dari Israel.
Pada tahun 1957 Indonesia lolos dari babak kualifikasi Piala Dunia tahun 1958 setelah Taiwan menyatakan pengunduran diri. Pada babak play off setelah Australia juga mengundurkan diri, Indonesia harus menghadapi Timnas Israel.
Saat akan menghadapi Timnas Israel, PSSI minta pertandingan dilakukan di tempat netral, namun permintaan ini ditolak oleh FIFA. Atas kebijakan ini, Timnas Indonesia menyatakan mengundurkan diri dalam menghadapi Timnas Israel.
Kebijakan serupa dilakukan Presiden Soekarno kala Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 1962. Saat itu Pemerintah Indonesia tidak memberikan visa kedatangan delegasi Israel, yang berakibat Indonesia lebih memilih membayar denda kepada Komite Olimpiade Dunia daripada menerima delegasi atlet Israel.
Sikap Presiden Soekarno tersebut, ujar Said, sebagai cermin konsistensi Indonesia dalam melawan dan menghapuskan segala bentuk penjajahan, dan kolonialisme di muka bumi.
“Sikap itu kami jadikan teladan dalam perjuangan politik melawan kolonialisme pemerintah Israel terhadap bangsa Palestina hingga saat ini. Apalagi Pembukaan UUD 1945 juga menegaskan agar bangsa Indonesia ikut aktif dalam penjuangan melawan penjajahan,” jelasnya.
Diketahui, Indonesia secara resmi telah ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 oleh Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA). Kegiatan ini direncanakan dilaksanakan oleh PSSI dan Kemenpora pada tanggal 20 Mei sampai 11 Juni 2023.
Perhelatan ini akan diwakili oleh perwakilan dari masing-masing konferedasi antar benua. Ada perwakilan dari AFC (Asia) yang terdiri; Irak Jepang, Korsel, Uzbekistan, dan Indonesia.
Perwakilan dari CAF (Afrika), antara lain; Gambia, Senegal, Nigeria dan Tunisia. Perwakilan dari CONCACAF (AmerikaTengah& Utara) yakni; Dominika. Guatemala, Honduras, dan Amerika Serikat.
Perwakilan CONMEBOL (Amerika Selatan) antara lain; Brazil, Kolombia, Ekuador, Uruguay. Perwakilan dari OFC ( Oseania) terdiri dari; Fiji dan Selandia Baru, serta Perwakilan dari UEFA (Eropa) antara lain; Inggris, Perancis, Israel, Italia, dan Slowakia.
Keikusertaan Israel sebagai peserta Piala Dunia U-20 memicu kontroversi di dalam negeri. Terbaru, I Wayan Koster selaku Gubernur Bali berkirim surat kepada Kemenpora dengan menyatakan menolak wilayah Bali dijadikan sebagai salah satu tuan rumah event besar ini. Penolakan ini dilatar belakangi sikap adanya delegasi Israel dalam gelaran Piala Dunia U-20.
Kemenpora sendiri telah mengajukan enam provinsi sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, antara lain; Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Sumatera Selatan. (goek)