BANYUWANGI – United Nations Centre for Regional Development (UNCRD), salah satu badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bergerak di bidang pengembangan pembangunan menggelar forum internasional di Bali, Jumat (11/11/2022).
Forum internasional dengan tajuk “In – Country Training Workshop of Smart Cities for Building Inclusive, Resilient, and Sustainable Cities and Communities for Indonesia” itu merupakan bagian dari pre-event untuk G20 Special Event, “Building Back Stronger from Impacts of COVID-19”.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, yang didaulat menjadi salah seorang pembicara dalam forum yang diikuti perwakilan berbagai negara tersebut, memaparkan tentang berbagai program pengembangan daerah di Banyuwangi. Salah satunya penerapan program Smart Kampung, yang mendorong peningkatan pelayanan hingga ke tingkat desa.
“Kami ingin memajukan daerah dengan tetap mengutamakan kearifan lokal, namun juga didukung dengan penerapan teknologi digital,” ujar Bupati Ipuk.
Kabupaten Banyuwangi yang sangat luas, tambah Bupati Ipuk, membutuhkan penetrasi teknologi untuk mempercepat layanan.
“Kami menggunakan konsep Smart Kampung sebagai salah satu solusi untuk menjawab tantangan pembangunan di Banyuwangi yang wilayahnya terluas di Jawa Timur, bahkan Jawa,” jelas Bupati Ipuk.
Salah satu bentuk implementasinya adalah pengembangan platform yang dapat memberikan layanan dengan mudah, khususnya bagi masyarakat pedesaan yang infrastruktur digitalnya masih terbatas.
“Kami kembangkan berbasis website maupun aplikasi smartphone untuk memberikan pilihan dan kemudahan akses kepada semua masyarakat,” tuturnya.
Politisi PDI Perjuangan itu juga membeberkan, berkat adanya platform tersebut, masyarakat mendapat manfaatnya, seperti dalam pengurusan dokumen yang membantu masyarakat kurang mampu dalam mendapatkan berkas untuk berbagai kebutuhannya, termasuk berobat ke rumah sakit.
“Ke depan, kami terus mengembangkan Smart Kampung di Banyuwangi untuk diterapkan di berbagai bidang. Kami akan integrasikan sistem kesehatan, pendidikan, termasuk pemeliharaan infrastruktur yang ujungnya dapat mempermudah kerja pelayanan kepada masyarakat,” ujarnya.
Pemanfaatan teknologi dan berbagai inovasi program, tingkat kemiskinan di Banyuwangi bisa terkelola dengan cukup baik. Menurut Bupati Ipuk, di masa pandemi, semua daerah se-Indonesia tingkat kemiskinannya naik cukup signifikan. Selama pandemic 2020-2021, tingkat kenaikan kemiskinan Banyuwangi sebesar 0,01 persen, termasuk tingkat kenaikan terendah di Jatim.
Pada 2021, kemiskinan Banyuwangi sebesar 8,07 persen, di bawah rata-rata Jawa Timur dan Indonesia. Sebelumnya, tingkat kemiskinan Banyuwangi berada di level dua digit. Adapun pendapatan per kapita masyarakat Banyuwangi meningkat dari hanya Rp20,86 juta (2010) menjadi Rp50,13 per tahun (2020).
Sebagai lembaga yang bergerak di bidang pengembangan pembangunan, United Nations Centre for Regional Development (UNCRD) menggelar acara tersebut untuk meningkatkan pembangunan yang inklusif, tangguh dan berkelanjutan melalui solusi kota pintar. (set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS