SURABAYA – Peristiwa tawuran yang melibatkan sejumlah pelajar di Kota Pahlawan menjadi atensi Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Sebelumnya, telah terjadi tawuran pelajar di di Jalan Upa Jiwa, Ngagel, Wonokromo, Kamis (22/9/2022).
Akibatnya, RKP (17) warga Ploso, Tambaksari mengalami luka memar pada paha sebelah kanan dan MIF (17) warga Waru, Tambaksumur, Waru, Sidoarjo, mengalami lebam pada mata sebelah kiri serta sejumlah luka lainnya.
Kemudian, tawuran juga terjadi di Jalan Basuki Rahmat (Basrah), Surabaya, Minggu (25/9/2022) dini hari yang melibatkan dua perguruan silat, yakni Persaudaraan Setia Hati Teratai (PSHT) dan Kera Sakti. Atas ulah kedua perguruan silat yang meresahkan itu, dua warga Surabaya menjadi korban dan mengalami luka di kepala akibat lemparan baru.
Menyikapi hal tersebut, Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, mengajak agar segenap elemen warga kota Surabaya untuk benar-benar menghayati nilai luhur Pancasila sebagai benteng karakter di era sekarang.
“Sampai terjadi tawuran itu kan tidak menyadari bahwa kita ini saudara sebangsa setanah air. Para pendiri bangsa berjuang agar kita bisa hidup tenang, berdampingan, dan harmonis. Bukannya malah saling melukai satu sama lainnya,” ujar Armuji, Minggu (25/9/2022).
Ditanya tentang langkah Pemkot Surabaya dalam mengatasi dan mengantisipasi kejadian tawuran, Cak Ji, sapaan akrab Armuji, menegaskan bahwa Pemkot Surabaya melalui satpol PP menggelar patroli untuk pencegahan. Selain itu, politisi PDI Perjuangan itu juga meminta agar segenap elemen membumikan Pancasila melalui sosialisasi di sekolah hingga perkampungan.
“Nanti kecamatan dan kelurahan agar rutin menggelar pertemuan dengan tokoh-tokoh kampung dan pemuda untuk berbicara pentingnya memperkuat kesetiakawanan sosial,” tegasnya.
Cak Ji juga menjelaskan, pembangunan di kota akan sia-sia apabila warga masyarakatnya tidak memiliki kesadaran untuk hidup berdampingan dan saling menghormati satu sama lainnya. (nia/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS