Jokowi: Pemimpin Harus Sadari Perubahan yang Sangat Cepat

MALANG – Presiden Joko Widodo (Jokowi) minta para pemimpin jangan sampai ada yang tidak sadar tentang perubahan-perubahan yang sangat cepat seperti saat ini.

“Berbahaya sekali pemimpin-pemimpin kita dari pusat sampai ke daerah tidak menyadari ini,” kata Jokowi, saat memberikan sambutan penutupan Rakernas XII Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) Tahun 2017, di Savana Hotel & Convention, Kota Malang, Kamis (20/7/2017).

Jokowi memberi contoh, dulu orang baru berbicara masalah internet, belum rampung belajar sudah keluar mobile internet. Mobile internet belum rampung dipelajari, keluar lagi artificial intelligent.

“Perubahan-perubahan seperti ini yang akan terus mengubah landscape ekonomi, mengubah landscape politik global maupun nasional, maupun di daerah,” ujarnya.

Kembali lagi ke artificial intelligent, Jokowi mengajak untuk melihat Google, Amazon, Alexa seperti apa.

“Kita bicara saja dia sudah jawab. Tolong carikan restoran Padang, dia jawab silakan pergi ke alamat ini, di jalan ini. Tolong carikan barang saja, produk, carikan jaket ini, silakan datang ke mall ini. Bayangkan, perubahan-perubahan seperti ini cepat sekali, dan saling mengalahkan,” paparnya.

Menurut Jokowi, kalau masalah ini tidak disadari, maka kita akan ditinggal oleh zaman, ditinggal oleh kota lain, ditinggal oleh negara lain.

Oleh sebab itu, dia mengajak kepala daerah jangan senang dengan yang namanya rutinitas, dan terjebak hal-hal yang linier, yang monoton, karena dunia berubah sangat cepat sekali.

Terkait perkembangan kota, Jokowi menekankan perlunya diferensiasi kota. “Diferensiasi kota itu penting sekali, setiap kota itu memang harus ada pembedanya. Bogor, misalnya, dengan Bali, dengan Denpasar, harus beda, dengan Kota Ambon harus beda lagi, dengan Balikpapan harus beda lagi,” katanya.

Menurut dia, kekuatan-kekuatan itu harusnya setiap kota yang harus merancang dan menyiapkan. “Kalau sudah kejebak ke arah sana, strategi pembangunan 50-100 tahun ke depan tidak kita siapkan, kota ini mau jadi apa? ini harus dibicarakan betul,” tutur dia.

Jokowi mencontohkan Sunnylands, satu kota di California yang hanya mengurusi golf. Satu kota punya 37 padang golf, setiap hari ribuan pesawat pribadi itu ke sana, hanya untuk golf.

“Saya ke sana kok ini isinya hanya resort dan golf, enggak ada yang lain, hotel dan golf, enggak ada yang lain,” ungkapnya.

“Untungnya satu saja saya ndak bisa golf, dan saya enggak pernah masuk yang namanya padang golf selain di Sunnylands tadi karena di situ ada Summit. Kalau enggak ada Summit yang enggak akan masuk saya,” tambah Jokowi.

Presiden Jokowi juga menunjuk contoh Kota High Point di North Carolina. “Itu hanya ngurusin satu saja, mebel. Enggak ada yang lain,” terangnya.

Setiap tahun, lanjut Jokowi, pameran terbesar untuk mebel di situ, tapi menginapnya enggak mungkin di kota itu karena sudah penuh, sehingga menginap di kota lain.

Presiden lantas membandingkannya dengan kota-kota di tanah air. Ia mencontohkan Kota Ambon, urusan masalah ikan di situ, tapi menjadi terbaik terbesar dengan semua fasilitas ada. Orang mau seminar, orang yang mau bicara masalah ikan, hanya di Ambon.

“Orang di seluruh dunia kalau ingin berbicara ikan harus ingat Ambon, misalnya, tapi dirancang betul,” kata Presiden.

“Brand kota seperti itu diperlukan kalau kita ingin kota kita terkenal,” kata Presiden seraya menambahkan, sebetulnya Indonesia ini banyak sekali yang bisa diangkat, yang kota-kota lain tidak ada. (goek)