Program DITO yang Digagas Bupati Kediri Mulai Tunjukkan Hasil

KEDIRI – Program Desa Inovasi Tani Organik (DITO) yang digagas Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana sejak awal kepemimpinannya, mulai menunjukkan hasil.

Program DITO terbukti berhasil meningkatkan produktivitas padi para petani di Kabupaten Kediri. Apalagi, penggunaan pupuk organik juga menghasilkan bulir padi yang lebih berisi.

Sebagai salah satu program prioritas Pemerintah Kabupaten Kediri, program DITO bertujuan untuk mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia.

Kepada media, Bupati Hanindhito Himawan Pramana kemarin mengatakan, pertanian organik tidak hanya menekan biaya produksi, tapi juga meningkatkan kesuburan tanah, dan hasil panen. Meski memerlukan proses cukup panjang, hasilnya sangat menguntungkan.

Data peningkatan produktivitas hasil panen padi di Kabupaten Kediri menunjukkan bahwa semakin banyak petani yang tertarik dengan pertanian organik.

“Pemerintah daerah juga memberikan bantuan peralatan pertanian dan benih untuk mendukung sektor pertanian, guna menekan biaya produksi,” katanya.

Plt Kepala Dispertabun Kabupaten Kediri, Anang Widodo, menyebut bahwa pada tahun 2024 bantuan benih disalurkan untuk cakupan lahan seluas 6.000 hektare.

Para petani mulai melakukan panen padi pada akhir bulan Maret dan mengalami puncak panen di bulan April. “Hanya saja yang perlu diwaspadai saat ini karena cuaca hujan yang masih tinggi dan pengaruh angin, padi rawan roboh,” ujarnya.

Program DITO dikenalkan kepada petani melalui pembuatan demplot atau lahan percontohan. Melalui demplot ini, petani dapat melihat hasil penggunaan pupuk organik dibandingkan dengan pupuk kimia.

Selain itu, melalui penyuluh pertanian lapangan (PPL), dispertabun memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik dan pestisida hayati kepada kelompok tani di tiap desa. Kesadaran petani untuk menggunakan pupuk organik pun semakin meningkat.

Data dari Dispertabun Kabupaten Kediri menunjukkan bahwa rata-rata produksi gabah kering giling pada tahun 2022 mencapai 6,19 ton/hektare. Pada tahun 2023, angka ini naik menjadi 6,22 ton/hektare, dan di tahun 2024 kembali naik menjadi 6,24 ton/hektare.

Luasan lahan padi di Kabupaten Kediri secara keseluruhan mencapai 48 hektar. Wilayah yang menjadi sentra padi berdasarkan pemetaan kawasan agropolitan meliputi wilayah Palem Pari (Pare, Plemahan Papar, dan Purwoasri). (putera/pr)