Selasa
26 November 2024 | 10 : 37

Wakil Ketua DPRD Lumajang Minta Pemkab Terbuka Soal Pinjaman Rp 200 M

IMG-20210625-WA0013_copy_1200x676_1

LUMAJANG – Wakil Ketua DPRD Lumajang, H Bukasan SPd menilai Pemkab Lumajang belum optimal dalam penggunaan instrumen APBD. Termasuk ketidaktransparanan perihal pinjaman uang senilai Rp 200 miliar.

Menurut Bukasan, ketidakoptimalan penggunaan instrumen APBD tersebut ditandai dengan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) yang masih terlalu besar. Menurutnya, hal ini terjadi dikarenakan buruknya kualitas perencanaan anggaran pemkab, baik dari sisi pengeluaran maupun penerimaan.

“Sebenarnya banyak faktor yang menjadikan pemerintah sehingga akhirnya jadi SiLPA. Jika tidak ingin terjadi SiLPA, maka pemerintah harus meningkatkan kualitas perencanaan anggaran secara matang,” ujarnya.

Bukasan, yang juga Sekretaris DPC PDI Perjuangan Lumajang berharap, SiLPA yang masih ada nantinya dapat dijadikan tambahan sebagau ruang fiskal. Sehingga, menurut Bukasan, implementasi kebijakan yang berpihak pada rakyat dapat berjalan dengan baik.

“SiLPA itu nanti, bila kebijakan sudah turun harus dikembalikan seperti semula, tidak boleh digunakan untuk yang lainnya. Ditambah lagi dengan pengajuan peminjaman uang ke Kementerian Keuangan, yang kita di lesgislatif tidak tahu untuk apa,” tambahnya dihubungi melalui ponselnya, Kamis (24/6/2021).

Bukasan mengaku, belum ada pembahasan antara eksekutif dan legislatif terkait peminjaman sebesar Rp 200 miliar itu. Meski demikian, ia juga mengatakan bahwa rencana pinjaman tersebut akan dialokasikan untuk perbaikan jalan.

“Sejauh ini belum ada diskusi atau rapat terkait hal ini. Meskipun, dalam pembayarannya nanti dipotongkan dari Dana Alokasi Umum (DAU),” jelasnya.

Lebih lanjut, Bukasan meminta supaya pemerintah bersikap transparan memberi penjelasan kepada legislatif terkait perihal tersebut. Termasuk, spek jalan, dan titik mana saja yang menjadi prioritas.

“Saya pikir pemerintah harus mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah, terlebih DAU. Karena, kalau DAU itu dipotong, apakah nantinya tidak mempengaruhi kegiatan yang melekat dari dana itu sendiri,” terangnya.

Bahkan, Bukasan mengaku tidak setuju jika pemerintah melakukan peminjaman tanpa ada pemaparan serta pembahasan yang jelas. (ndy/hs)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

KRONIK

Hari Guru Nasional, Bupati Fauzi Apresiasi Dua Pendidik Raih Prestasi Tingkat Nasional

SUMENEP – Pada peringatan Hari Guru Nasional 2024, Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo memberi apresoasi atas ...
KABAR CABANG

Untuk Risma-Gus Hans dan Eri-Armuji, PDIP Surabaya Gelar Doa Bersama dan Santuni Anak Yatim Piatu

SURABAYA – Memasuki hari kedua masa tenang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) 2024, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) ...
LEGISLATIF

DPRD Surabaya Bentuk Pansus Raperda Pengembangan Ekraf

SURABAYA – Sidang paripurna ketiga DPRD Surabaya pada Senin (25/11/2024) memutuskan pembentukan panitia khusus ...
EKSEKUTIF

Usai Cuti Kampanye, Eri Pastikan Pengerjaan Proyek Strategis di Kota Surabaya

SURABAYA – Setelah dua bulan cuti kampanye Pilkada 2024, Eri Cahyadi kembali ke Balai Kota Surabaya melanjutkan ...
LEGISLATIF

Jaga Kepercayaan Rakyat dan Pastikan Pilkada Berlangsung Demokratis, Pulung Harap APH Netral

SURABAYA – Anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Pulung Agustanto menyoroti pentingnya netralitas ...
KABAR CABANG

Menangkan Pilgub Jatim, DPC Kota Probolinggo Perkuat Saksi

PROBOLINGGO – Memenangkan Risma-Gus Hans di Pilkada Jawa Timur menjadi sebuah harga mati bagi kader PDI Perjuangan ...