BATU – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Jawa Timur menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan kesejahteraan sosial lewat koperasi. Agenda besar yang segera dicanangkan adalah melahirkan para kader penggerak koperasi dengan bekal ideologis dan spirit ekonomi kerakyatan.
Komitmen itu terwujud dalam kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Kader Partai Penggerak Koperasi yang digelar Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah (Badiklatda) DPD PDIP Jatim. Diklat itu digelar di Wisma Perjuangan di Kota Batu, mulai 5-8 Mei 2025.
Total ada sekitar 150 kader dari 38 kabupaten dan kota di Jatim yang ikut pelatihan tersebut. Tak hanya dibekali secara teknis, peserta juga mendapat bekal wawasan dan ideologis terkait seluk beluk dan spirit utama koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional yang berpihak pada kepentingan rakyat kecil.
Dalam pelatihan itu melibatkan guru kader dari Badiklatda PDI Perjuangan Jatim mulai Kepala Badiklatda Daniel Rohi, tokoh koperasi nasional, Sri Untari Bisowarno hingga pemateri profesional dari Lembaga Pengembangan Koperasi Trisakti.

Diharapkan dari kegiatan ini bisa ditindaklanjuti di seluruh Kabupaten/Kota Seluruh Jawa Timur untuk melahirkan 3.000 kader penggerak koperasi di Jawa Timur
Kepala Badiklatda Daniel Rohi menjelaskan bahwa penguatan koperasi sebagai benteng terakhir perekonomian di tengah ancaman kapitalisme global menjadi tugas abadi PDI Perjuangan yang dikenal menjadi pelopor utama dalam membangun kemandirian ekonomi rakyat.
”Di saat situasi tak menentu ini, PDI Perjuangan harus hadir di seluruh nadi kehidupan masyarakat dengan orientasi mewujudkan kesejahteraan sosial. Salah satunya dengan penguatan koperasi,” jelas Daniel Rohi, Selasa (6/5/2025) malam.
Dalam pelatihan ini, para kader banteng di kalangan akar rumput diberi pembekalan penuh untuk terlibat aktif dalam mengelola koperasi di wilayah mereka masing-masing. Paling penting dalam hal ini adalah menjaga koperasi dengan semangat ekonomi kerakyatan.

”Semangat koperasi itu dari, oleh dan untuk rakyat. Spirit ini penting untuk dijaga untuk membendung dominasi oligarki ekonomi di masing-masing wilayah,” tegasnya.
Para kader akan disiapkan menjadi fasilitator dan pendamping ribuan kader lain di daerah untuk menggerakkan semangat perkoperasian ini.
Selama 4 hari nonstop, mereka mendapat berbagai paparan dan pelatihan dengan pendekatan competence based training.
Ada 3 materi inti, mulai pengembangan wawasan dan landasan ideologi koperasi, pengembangan sikap dan ketrampilan berkoperasi berkaitan dengan konsepsi, regulasi dan teknis tata kelola koperasi hingga bagaimana mengorganisasikan semangat nilai koperasi itu secara terstruktur di daerah.

Metode pelatihan yang dikembangkan variatif, mulai pemaparan materi, diskusi, penugasan hingga roleplay, simulasi perkoperasian hingga penggunaan IT. Namun terpenting adalah mencetak kader penggerak koperasi dengan tiga hal, yaitu ideologis, kompeten dan berkarakter.
”Kami percaya dari tiga hal dasar ini, mereka dapat menjalankan koperasi dengan semangat ekonomi kerakyatan. Pelatihan ini menjadi penting agar para kader memiliki pemahaman ideologis, manajerial teknis hingga tata kelola koperasi yang berpihak pada kepentingan rakyat kecil,” paparnya.
Dia mencontohkan, koperasi dengan spirit ekonomi kerakyatan itu dibangun dengan basis komoditas dan lokalitas yang ada.
Lalu dibangun secara prinsip egaliter dan gotong royong. ”Dari situ, spirit yang paling penting yang harus dijaga itu dari, oleh dan untuk rakyat itu sendiri,” pungkasnya. (ull/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS