MALANG – Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Timur Sri Untari Bisowarno bakal menjadikan Desa Kesamben, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang sebagai desa binaan di bidang kebudayaan.
Sebab, dia melihat Kesamben sebagai desa yang memiliki potensi besar dalam sektor pelestarian dan regenerasi kebudayaan asli daerah, terutama kebudayaan-kebudayaan asli tanah Malang.
Menurut Untari, komitmen menjadikan Kesamben sebagai desa binaan di bidang kebudayaan sebagai upaya nguri-uri budaya asli daerah.
Kebudayaan asli daerah ini, sebutnya, adalah warisan yang diturunkan nenek moyang bangsa Indonesia kepada para generasi penerusnya untuk menjadi falsafah hidup, baik bernegara maupun bermasyarakat.
Baca juga: 7 Ragam Tarian Sambut Untari di Desa Kesamben
“Melihat besarnya potensi kebudayaan di Desa Kesamben ini, saya berkomitmen ke depan menjadikannya sebagai desa binaan saya di bidang kebudayaan,” kata Untari, dalam kegiatan Sosialisasi Wawasan Kebangsaan, di Gedung Karawitan, Desa Kesamben, Sabtu (19/2/2022).

Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur tersebut lantas menjabarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia menjadi masyarakat berkepribadian dalam kebudayaan.
Menurutnya, berkepribadian dalam kebudayaan adalah landasan fundamen untuk menciptakan kondisi masyarakat yang harmonis, sehingga dua poin dalam Trisakti Bung Karno lainnya, yakni berdaulat di bidang politik dan berdiri di atas kaki sendiri di bidang ekonomi dapat diwujudkan.
“Guyub desanya, solid desanya, dan itu akan mempercepat proses pembangunan desa dari semua lini. Baik ekonomi, sosial, pendidikan, maupun kepemudaan,” jelas dia.
Ke depan, Untari juga berencana merancang konsep yang matang untuk menduplikasi capaian dan karakteristik masyarakat Desa Kesamben ke desa-desa lainnya di Kabupaten Malang.
Sehingga melalui bekal dan kecintaan terhadap budaya peninggalan nenek moyang ini, mampu menjadi tameng dalam menahan ideologi-ideologi asing yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.

“Kuncinya, menyatu dengan alam semesta. Alam semesta ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Ketika kita menjalin hubungan yang baik dengan Tuhan, alam, dan manusia, maka kita telah berhasil menjadi seorang pribadi, yang menurut Bung Karno adalah berhasi mengimplementasikan berkepribadian dalam bidang kebudayaan,” ujarnya.
Senada dengan yang disampaikan Untari, Dwi Cahyono, dosen Jurusan Sejarah Universitas Negeri Malang menjelaskan, bahwa secara historis Desa Kesamben merupakan daerah yang memiliki perjalanan sejarah panjang.
Hal ini dibuktikan dengan posisi Desa Kesamben secara geografis berada di pinggir Sungai Metro yang memiliki peran dan posisi strategis dalam peradaban purba.
“Mengingat desa-desa sekitarnya itu merupakan desa-desa yang memiliki kesejarahan panjang. Tetangga Desa Kesamben, yaitu Desa Kranggan memiliki prasasti batu yang berasal dari masa pemerintahan Wisnuwardhana. Tetangga desa yang lainnya juga memiliki peninggalan yang berupa bahan bacaan-bacaan kuno,” beber Dwi Cahyono.
Selain itu, Desa Kesamben melalui pagelaran seni dan budaya hari ini, telah membuktikan besarnya potensi yang dimilikinya. Tidak sekadar menyuguhkan penampilan, namun juga dari alat musik hingga perlengkapan pertunjukan merupakan produk asli Desa Kesamben.
“Menjadikan desa ini sebagai desa budaya itu cukup punya alasan. Baik secara historis itu adalah desa yang bersejarah dan secara kultural ini merupakan desa seni yang tentunya memiliki perjalanan kesenian yang panjang,” sebutnya. (ace/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS