MALANG – Andreas Eddy Susetyo, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI kembali turun gunung melakukan kunjungan ke dapilnya di Malang Raya, Kamis (10/4/2025). Kali ini dia menghimpun aspirasi para pelaku desa wisata di Kabupaten Malang.
Ada 2 destinasi wisata yang dikunjungi pria yang juga menjabat Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) tersebut. Tujuan pertama, Andreas bersama timnya mengunjungi desa wisata Gentong Mas di Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak.
Di sana, Andreas berdiskusi dengan kelompok pengelola desa wisata, pemuda desa dan tim pengerak PKK dengan didampingi kepala desa Sukolilo, Joni Arifin.
Selanjutnya, Andreas bersama relawan Sekawan Andreas menuju desa wisata Boonpring, desa Sanankerto, Kecamatan Turen. Dalam kunjungannya itu, Andreas lebih banyak memberi ruang bertanya kepada masyarakat, terutama pengelola desa wisata.
“Kami di sini ingin lebih banyak mendengar dulu apa yang menjadi permasalahan terkait pengelolaan desa wisata beserta UMKM nya, dan agar tahu sejauh mana perkembangan wisata yang dikelola BUMDes,” ujar Andreas.
Menurut dia, peran BUMDes sangat penting, karena untuk mengelola usaha desa dan terkait permodalan. DIa mencontohkan Boonpring yang merupakan desa wisata binaan dari BRI melalui program BRIliant.

Desa wisata ini bahkan sudah mencatatkan prestasi sebagai Juara 1 BUMDes se-ASEAN dengan nilai PADes mencapai Rp600 juta per tahun.
Andreas menyarankan agar pengelolaan desa ini juga bisa diajukan ikut program CSR untuk konservasi alam.
”Desa wisata Boonpring ini saya kira menarik karena bisa mensejahterakan warga sekitar dan pegawainya,” tutur Andreas.
Di sela diskusi dengan pelaku pengelola desa wisata yang berjalan sangat intens, Andreas juga menyelipkan tema besar tentang ketahanan pangan. Diharapkan desa punya kemampuan usaha, terutama di bidang ketahanan pangan.
Dijelaskan Andreas, menyangkut ketahanan pangan, fokus pada tahun 2025 itu pada distribusi pupuk, karena pupuk langsung dari kementerian pertanian, mengintruksikan pada Petrokimia untuk menurunkan langsung pada Poktan atau petani.
“Untuk teknisnya nanti kita bahas dahulu dengan dinas pertanian Kabupaten Malang,” ujarnya. (ull/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS