JAKARTA – Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini tidak akan mengubah rutinitasnya menelusuri jalanan atau blusukan seperti yang biasa dilakukan sebagai Wali Kota Surabaya.
Risma sudah minta agar pengawalnya atau voorijder berada di belakang saat mengawalnya.
“Karena saya harus cari itu, tadi yang saya katakan, mungkin ada yang enggak bisa makan, enggak bisa tidur, makanya saya harus tangani, saya mutar-mutar dulu, makanya nanti kalau voorijder-nya di depan saya berhenti (di jalan) ketinggalan voorijder-nya,” kata Risma dalam acara serah terima jabatan Mensos secara virtual, Rabu (23/12/2020).
“Mohon maaf ini karena memang saya tidak mau berubah, saya pengen tetap jadi Risma,” ucap dia.
Baca: Profil Tri Rismaharini, dari Kasi, Kadis, Wali Kota, hingga Menteri era Jokowi
Risma mengungkapkan pernah berputar melewati jalan yang sama sebanyak 3 kali di Jakarta karena penasaran melihat seseorang yang tidur di tepi jalan. Dia pun mendatangi orang tersebut dan akhirnya tahu bahwa orang itu kelaparan.
“Pernah di sini saya sampai putar 3 kali. Orang itu kenapa ya, tidur dekat sampah. Saya muter sampai 3 kali, enggak kuat, enggak bisa, aku turun. Kenapa? Ternyata dia kelaparan. Lalu, saya titipkan uang ke warung untuk beri dia makanan,” ujarnya.
Risma juga menyampaikan, selalu memiliki catatan keuangan dalam sebuah program yang dijalankannya sehingga mudah dalam pengawasannya.
“Saya juga detail pak, saya wali kota saya urusi, sisa mu piro? Kita buat program lagi, kalau saya urusi saya enggak pegang duitnya, saya pegang catatannya. Itu pasti akan saya kontrol, itu kebiasaan saya,” bebernya.
Sebelumnya, Risma mengatakan ingin memperbaiki data penerima bantuan dari Kementerian Sosial setelah resmi dilantik menjadi Menteri Sosial.
“Program kami yang pertama adalah perbaikan data untuk penerima bantuan. Kami akan kerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri terutama terkait data kependudukan dan perguruan tinggi yang ada di wilayah masing-masing,” kata Risma usai pengumuman enam calon menteri baru oleh Presiden Joko Widodo.
Risma juga mengaku ingin melibatkan perguruan tinggi dalam program pemberian bantuan tersebut.
“Karena menurut saya, akan sangat lebih baik kalau kami melibatkan perguruan tinggi juga di dalam implementasi kami di lapangan, sehingga ‘output’ atau golnya bisa dilihat dan bisa kita lakukan evaluasi bersama dengan perguruan tinggi,” tambah Risma.
Baca juga: Emak-e Arek Suroboyo Jadi Mensos, Awi: Selamat kepada Ibu Risma
Risma selanjutnya juga ingin membuat berbagai program pemberdayaan. “Sebagaimana diamanatkan undang-undang bahwa yang pertama adalah kemanusiaan, keadilan dan fakir miskin itu dan anak-anak telantar itu di bawah tanggungan pemerintah,” ungkap dia.
Perempuan yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan ini ingin ada perhatian khususnya bagi anak-anak telantar. Kemudian fakir miskin itu yang akan dia prioritaskan untuk program pemberdayaannya.
Tujuannya adalah agar anak-anak tersebut tidak hanya menengadahkan tangan tapi mereka bisa melakukan segala sesuatu.
“Termasuk yang sudah kami lakukan, sebelumnya adalah bagaimana meski mereka disabilitas, namun mereka bisa berguna dan bermanfaat. juga anak jalanan mereka bisa berguna untuk bangsa dan negara kita,” ujarnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS