BLITAR – Ketua DPRD Kota Blitar, Syahrul Alim, memberikan apresiasi inisiatif anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Timur, Erma Susanti yang mendorong kesadaran masyarakat, khususnya kaum perempuan, untuk menjadi garda terdepan dalam pengelolaan sampah sejak dari sumbernya, yakni di tingkat rumah tangga.
Apresiasi tersebut dia sampaiikan di sela acara sosialisasi penguatan peran perempuam dalam keberlangsungan lingkungan dan pengelolaan sampah yang digelar Erma Susanti, di Joglo Tirtoasri, Kota Blitar, Minggu (27/4/2025).
“Alhamdulillah, hari ini Bu Erma menggelar sosialisasi yang sangat penting, fokus pada peran ibu-ibu di rumah untuk mulai memilah sampah organik dan anorganik. Ini adalah langkah awal yang sederhana, tapi sangat strategis,” ucap Syahrul.
Menurutnya, langkah pemilahan sampah dari rumah tangga bisa menjadi kunci dalam mengatasi permasalahan sampah perkotaan yang semakin kompleks.
Seperti sampah organik, kata dia jenis sampah ini dapat dimanfaatkan untuk kegiatan daur ulang sederhana, yakni pembuatan kompos.

Sedangkan sampah anorganik seperti plastik bisa disalurkan ke bank sampah untuk kemudian didaur ulang atau dijual kembali.
Syahrul pun menekankan bahwa gerakan kesadaran ini belum sampai pada tahap pengelolaan lanjutan, seperti produksi barang dari daur ulang atau pengolahan limbah plastik menjadi minyak.
Namun, membangun kesadaran sejak di rumah merupakan pondasi penting untuk langkah-langkah berikutnya.
“Intinya, mari kita bangun kesadaran bersama untuk memisahkan sampah dari sumbernya. Dari kesadaran ini, baru bisa dilanjutkan ke pelatihan, pengadaan alat-alat daur ulang, hingga mendorong inovasi produk berbasis sampah,” ajaknya.
Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Blitar ini juga menyinggung dalam jangka panjang, pengelolaan sampah di Kota Blitar membutuhkan dukungan lebih serius, baik dari sisi regulasi maupun penyediaan infrastruktur.

Dia mengingatkan bahwa sistem pengelolaan sampah berbasis sanitary landfill yang sudah diterapkan selama belasan tahun kini sudah tidak lagi memadai mengingat volume sampah yang terus bertambah.
“Kalau hanya mengandalkan sistem sel konvensional, laju produksi sampah akan jauh lebih cepat dari pada kemampuan lahan mengolahnya. Kita perlu metode baru dan lebih efektif untuk menghancurkan sampah,” ujar dia.
Sebagai Ketua DPRD, Syahrul memastikan bahwa pihak legislatif terus mendorong eksekutif untuk mempercepat inovasi pengelolaan sampah.
Dia menyebutkan bahwa sejak beberapa tahun lalu, DPRD sudah mengusulkan pengurangan jumlah tiang listrik di kawasan tertentu sebagai bagian dari upaya menciptakan tata kota yang lebih bersih dan nyaman.
“Dalam radius 100 meter dari kantor pemerintahan, misalnya, seharusnya cukup satu tiang listrik saja. Ini bagian dari membangun lingkungan yang lebih tertib, bersih, dan terorganisir,” katanya. (arif/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS