NGAWI – Cuaca di Kabupaten Ngawi dalam beberapa pekan terakhir menunjukkan kondisi yang tidak stabil. Pagi yang terasa gerah kerap berganti dengan hujan deras pada siang hari. Situasi ini menjadi sinyal potensi bencana hidrometeorologi yang perlu diantisipasi sejak dini.
Kabupaten Ngawi memiliki beragam potensi ancaman. Jika hujan turun tanpa henti, wilayah yang dilalui dua sungai besar; Bengawan Solo dan Bengawan Madiun berisiko terendam banjir. Di sisi lain, tanah longsor mengintai kawasan lereng utara Gunung Lawu, sementara angin kencang kerap muncul tiba-tiba dan menyebabkan pohon tumbang maupun kerusakan rumah warga.
Menanggapi kondisi tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi telah menyiapkan langkah siaga bencana dengan melibatkan seluruh elemen terkait.
“Saat ini sudah memasuki musim penghujan. Untuk menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, Pemkab Ngawi telah berkoordinasi dengan seluruh stakeholder, termasuk para relawan,” ujar Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono usai apel siaga bencana di lapangan Polres Ngawi, Rabu (5/11/2025).
Apel tersebut diikuti oleh berbagai unsur, mulai dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), relawan kebencanaan, hingga jajaran TNI dan Polri. Kolaborasi lintas sektor ini menjadi bentuk kesiapan terpadu menghadapi musim hujan yang diperkirakan berlangsung hingga enam bulan ke depan.
Bupati Ony menegaskan, kesiapsiagaan perlu difokuskan di wilayah yang telah dipetakan sebagai zona rawan. Daerah rawan banjir meliputi Kecamatan Ngawi, Kwadungan, Padas, Pangkur, dan Geneng. Adapun wilayah rawan longsor berada di Kecamatan Kendal, Sine, Ngrambe, dan Jogorogo. Sementara Kecamatan Paron, Bringin, dan Kedunggalar dikategorikan rawan angin kencang.
Selain menyiapkan personel, Bupati Ony juga menekankan pentingnya mitigasi di lapangan serta mengajak seluruh relawan Desa Tanggap Bencana (Destana) dan masyarakat untuk terlibat aktif mengurangi risiko bencana.
“Segala sesuatu bisa terjadi. Karena itu, kita perlu memastikan kesiapan personel, relawan, dan masyarakat agar lebih sadar dan waspada menghadapi potensi bencana hidrometeorologi,” pungkasnya. (and/hs)