Seperti Ini, Model Baru Promosi Wisata Lokal yang Disiapkan Paslon No 2

Loading

SIDOARJO – Puti Guntur Soekarno yang berlaga di Pilkada Jawa Timur terus mendorong tumbuhnya desa wisata. Calon Wakil Gubernur nomor 2 itu mengajak generasi milenial mengangkat wisata yang berbasis situs masa lalu.

“Salah satunya candi atau bangunan pubakala lain. Jawa Timur menyimpan banyak situs sejarah, karena pada masa lalu di provinsi ini pernah berjaya kerajaan-kerajaan seperti Kahuripan, Singasari, Majapahit, Blambangan, dan sebagainya,” kata Puti Guntur, Minggu (22/4/2018)

Menurut dia, desa wisata biasanya diangkat dengan basis situs bangunan masa lalu, seni kebudayaan, kehidupan adat istiadat dan daya tarik alam.

“Kemarin saya mengunjungi Candi Pari di Sidoarjo, peninggalan Majapahit di era Raja Hayamwuruk. Kawasan itu bisa tumbuh menjadi desa wisata,” kata Puti Guntur.

Salah satu perhatian mantan anggota DPR Komisi Pariwisata itu, setiap kampanye ke daerah adalah mengenali potensi wisata. Ia juga aktif bertemu dengan kelompok-kelompok sadar wisata (pokdarwis).

“Generasi milenial menyukai travelling, eksplorasi dan road trip. Candi-candi di Jatim bisa dirangkai menjadi paket perjalanan. Di Blitar ada Candi Penataran. Di Malang masih terawat sejumlah candi. Begitu pula di Mojokerto, pusat Majapahit. Juga di beberapa daerah lain,” kata Puti.

Dengan mengunjungi candi, kata Puti, generasi milenial dan masyarakat pada umumnya tidak hanya mengenang kejayaan masa lalu, tetapi juga mengenali falsafah, sejarah, dan kebijaksanaan nenek moyang.

“Karena candi di masa lalu dibangun oleh pemerintah kerajaan, dengan tujuan atau momentum tertentu, termasuk kepentingan spiritual,” kata cucu Bung Karno itu.

Bersama Calon Gubernur Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Puti telah menyusun program kerja “Seribu Dewi” atau Seribu Desa Wisata. Program ini disusun untuk mengangkat potensi wisata lokal dan mengungkit ekonomi baru di masyarakat.

Salah satunya, dengan membikin model gaya baru membantu pemasaran desa wisata. Misalnya candi, bisa memanfaatkan teknologi augmented reality atau AR berbasis aplikasi interaktif, yang memadukan obyek virtual berupa teks, gambar, animasi ke dunia nyata.

“Ini mudah untuk menyasar kaum milenial. Bisa juga untuk pembelajaran di sekolah agar wisata berbasis sejarah semakin diminati generasi milenial,” ujar dosen tamu di Kokushikan University Jepang tersebut.

Gus Ipul-Puti mengangankan desa-desa wisata akan terhubung dengan pusat-pusat ekonomi sekitarnya. Sejumlah desa wisata, misalnya, begitu areanya dibuka dan dipopulerkan, akan mengungkit pergerakan ekonomi warga setempat.

“Tentu fasilitas dan kapasitas kelompok warga pengelolanya atau Pokdarwis juga kita tingkatkan,” kata Puti.

Candi Pari yang dikunjungi Puti Guntur terletak di Porong, Sidoarjo. Candi ini peninggalan Hayamwuruk, raja terbesar Majapahit.

Bersama warga setempat, Puti mendiskusikan pengembangan Candi Pari sebagai destinasi wisata di Sidoarjo. (goek)