![](https://i0.wp.com/pdiperjuangan-jatim.com/wp-content/uploads/2019/05/pdip-jatim-risma-keluarga-kpps.jpg?ssl=1)
SURABAYA – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini terus menyisir keluarga-keluarga Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Pemilu 2019 yang sedang berduka. Kemarin, Risma bertakziah ke rumah almarhum Suhardiman (48), di Jalan Simokerto 4 Surabaya.
Almarhum Suhardiman merupakan anggota KPPS 17 Kelurahan Simokerto. Pekerjaan sehari-harinya adalah pengemudi ojek online di Surabaya.
Suhardiman hidup dengan seorang istri bernama Santi (43) dan dua anaknya Hardi Wijaya (22), Neza Aulia (12). Dia mengembuskan nafas terakhir pada Sabtu (27/04/2019).
Mengenakan batik dan balutan hijab berwarna biru, Risma terlihat bersedih saat mengunjungi keluarga almarhum. Saat itu, dia ditemui istri almarhum di teras rumahnya.
Pada pertemuan itu, Risma langsung menanyakan keadaan keluarga dan apa yang dikeluhkan suaminya sebelum meninggal. “Bagaimana bu… kronologinya?” tanya Risma kepada istri almarhum.
Setelah mendengarkan penjelasan Santi, wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu langsung memutuskan untuk membantu biaya sekolah anak kedua almarhum yang saat ini masih duduk di bangku SMP.
“Ini putrinya bu? kelas berapa? Sekolah yang pinter ya. Biar jadi orang sukses. Nanti soal biaya tidak perlu khawatir. Pokoknya tugasmu sekolah yang rajin,” katanya kepada Neza yang saat itu bersalaman dan mencium tangan Risma.
Selain membiayai sekolah hingga lulus SMP, Risma juga memberikan bantuan kepada Hardi. Saat ini, Hardi bekerja sebagai karyawan restoran dan Risma berencana akan memindahkan Hardi untuk bekerja di kantor Pemkot Surabaya.
“Nanti yang pertama pindah pemkot saja, nanti ada staff saya yang akan datang untuk membantu dan menyiapkan semuanya, ibu tidak usah khawatir. Allah punya rencana yang indah untuk kita semua,” ucapnya.
Selain santunan dana dan bantuan untuk anak-anak almarhum, ternyata masih belum cukup membuat Wali Kota Risma lega. Sehingga, ia pun berencana ingin membantu istri almarhum untuk berjualan di depan rumahnya yakni meracang (kebutuhan bumbu dapur).
Bagi Wali Kota Risma, hal itu sangat penting supaya Santi masih bisa memberikan nafkah kepada anak-anaknya.
“Panjenengan saya buatkan toko meracang di sini. Sambil kerja masih bisa mengurus rumah dan memantau anak-anak, pokoknya berdoa tidak lupa berdoa. Allah sayang sama hamba-hambanya yang terus memohon, asal kita mau berusaha segala kesulitan selalu ada jalan,” tuturnya.
Sementara itu, Santi menjelaskan bahwa suaminya mengeluh sakit di bagian dada pada Rabu (17/4/2019) setelah bertugas di TPS 17.
“Sejak hari itu, dadanya sering terasa sakit, tapi tidak begitu dirasakan. Terus pada Jumat (26/4/2019), suami saya cerita kalau kambuh lagi. Saya kerokin, Tiba-tiba saat saya masak didapur Sabtu pagi (27/4/19) pukul 08.30 sudah tidak ada. Saya bawa ke RS Soewandhi sudah tidak tertolong,” ujar Santi.
Dia sangat berterima kasih kepada Risma yang bersedia menyekolahkan anak keduanya dan memberikan pekerjaan yang sangat layak untuk anak pertamanya. Bahkan, ia sangat bersyukur apabila Risma membangunkan toko pracangan. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS