PONOROGO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo terus menggencakan upaya pencegahan stunting. Pada tahun 2024, Pemkab Ponorogo sudah mampu menurunkan angka prevalensi stunting di angka 9,3 persen berdasarkan bulan timbang.
“Saya tahun ini pinginnya paling tidak 4 sampai 5 persen biar kemudian tetap di bawah 5 persen. Bukan karena ngejar raport, bukan,” ujar Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, saat menghadiri Rembug Stunting di Aula Hotel Gajah Mada Ponorogo, Selasa (27/5/2024).
“Semakin kecil nilainya semakin baik generasi penerus. Yang kita kejar parameternya,” imbuhnya.
Pada kesempatan tersebut, Pemkab Ponorogo bersama seluruh stakeholder berkomitmen untuk menanggulangi stunting sedini mungkin. Di antaranya jajaran Forkopimda Ponorogo, camat, lurah, NU, Muhammadiyah, MUI, Aisyiyah, Muslimat, dan organisasi lainnya.
“Kita ajak sama-sama menyelamatkan generasi kualitas ini dimulai dari hal yang terkecil dan terdini mungkin, yaitu bagaimana mengatasi stunting. Saya minta kemudian semua pihak untuk berpikir bersama-sama dalam rangka menyelamatkan generasi penerus,” jelasnya.
Politisi PDI Perjuangan itu juga mengungkapkan, masih banyak faktor yang mempengaruhi anak menjadi stunting. Selain kemiskinan, di antaranya, faktor lifestyle orang tua juga menjadi pengaruh munculnya stunting terhadap anak.
“Banyak yang tidak miskin, tapi stunting putranya. Lifestyle itu temuan kecil, tidak semuanya. Ya ada yang gitu. Kadang-kadang tidak kopén. Pola asuh, ibunya senam, sosialita, ibunya kerja, macem-macem. Ini kan penting,” tuturnya.
“Dari sini kita pikir bersama-sama agar kemudian, ayo kita bergotong royong kerja serentak bergegas atasi stunting dari berbagai unsur, berbagai perspektif lini kehidupan,” tegas Bupati Sugiri. (jrs/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS