BANYUWANGI – Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memanfaatkan forum Diklat Fungsional Sekolah Staf dan Pimpinan Kementerian Luar Negeri (Sesparlu) angkatan ke-65 yang digelar kemarin untuk mempromosikan Banyuwangi kepada diplomat yang bertugas ke luar negeri.
”Terima kasih kepada Kementerian Luar Negeri yang telah berkenan mengundang Banyuwangi untuk mengikuti forum ini. Momen ini kami manfaatkan untuk mengakselerasi kemajuan tourism, trade, dan investment daerah, khususnya tourism,” kata Anas, Jumat (11/9/2020).
Di forum yang digelar daring tersebut, puluhan diplomat senior di Kemenlu RI menyerap best practise upaya pengembangan pariwisata Banyuwangi.
Anas mengatakan, Banyuwangi memiliki bentang alam luar biasa, mulai pantai, gunung dan lansekap yang menarik. Tradisi seni-budayanya juga sangat kuat.
Oleh karena itu, dia minta dukungan Kemenlu melalui para diplomat untuk turut mempromosikan bahwa Banyuwangi memiliki pantai dengan ombak terbaik untuk selancar, yaitu Pantai Plengkung.
Anas menambahkan, Banyuwangi terus berbenah melalui peningkatan infrastruktur dan amenitas. Selain menambah rute di Bandara Banyuwangi yang merupakan bandara hijau pertama di Indonesia, hotel-hotel berbintang terus tumbuh di daerah ujung timur Pulau Jawa itu.
“Masyarakat harus menikmati kue pariwisata tersebut. Kami proteksi pasar. Tidak boleh investor membangun hotel di bawah bintang tiga. Sehingga rakyat dengan modal kecil, bisa turut mengembangkan homestay untuk wisatawan,” ujarnya.
Di masa adaptasi baru, lanjut Anas, Banyuwangi menyusun skema protokol kesehatan dan menerapkannya secara ketat di sejumlah destinasi wisata. Banyuwangi melakukan sertifikasi protokol kesehatan Covid-19 untuk seluruh destinasi wisata, hotel, homestay, dan kafe serta restoran hingga warung-warung rakyat.
Semua yang telah lulus uji protokol ketat yang dijalankan dan disupervisi para ahli Dinas Kesehatan diberi sertifikat dan disajikan di aplikasi Banyuwangi Tourism.
“Sertifikasi serupa juga kami lakukan kepada para pemandu wisata. Hal ini untuk menjamin kenyamanan dan keamanan bersama,” sebut Anas.
Sementara itu, Direktur Sesparlu June Kuncoro Hadiningrat mengatakan, Banyuwangi adalah salah satu daerah di Indonesia yang begitu pesat perkembangannya.
“Banyak hal positif yang bisa kami pelajari, salah satunya di sektor pariwisata. Alasan inilah yang menginspirasi kami untuk mengajak para diplomat senior mendengar langsung praktik baik dari Bupati Banyuwangi,” terang June.
Peserta diplomat yang ikut seminar online itu merupakan pejabat-pejabat terbaik yang telah bekerja di Kemenlu selama kurang lebih 15 tahun.
Menurut June, para diplomat ini perlu mendapat “ilmu” tentang pemasaran daerah dari Bupati Banyuwangi. Ilmu ini sebagai bekal bagi diplomat untuk bagaimana memasarkan Indonesia ke negara tempatnya bertugas kelak.
“Kami berharap, inspirasi dari Banyuwangi bisa menambah pengetahuan dan melengkapi pemahanan mereka untuk melakukan promosi, mendorong kerjasama negara dan pengembangan SDM untuk kepentingan Indonesia,” kata June.
Para peserta diklat ini adalah mereka pernah bertugas di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) maupun Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) minimal pada tiga negara yang berbeda. (goek)