JAKARTA – Berdasarkan hasil survei Populi Center, pasangan petahana calon gubernur dan wakil gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) masih unggul dibandingkan dengan dua kandidat lainnya.
Peneliti Populi Center, Nona Evita mengatakan saat diberikan pertanyaan terbuka mengenai siapa tokoh yang paling layak dipilih untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta, responden menjawab Basuki sebesar 40,8 persen.
Sementara itu, Anies berada di posisi kedua dengan persentase sebesar 17,3 persen, diikuti oleh Agus Harimurti Yudhoyono sebesarn 12,5 persen, Sandiaga Uno sebesar 12,5 persen dan Tri Rismaharini 0,8 persen.
“Namun masih banyak juga pemilih yang belum memutuskan dan memilih untuk tidak menjawab yaitu sebesar 25,5 persen,” kata Nona dalam konferensi pers di Kantor Populi Center, Jalan Letjen S Parman, Jakarta Barat, Kamis (6/10/2016).
Untuk tingkat elektabilitas, pasangan Ahok-Djarot juga masiih mengungguli kedua pasangan calon lainnya, yaitu meraih angka 45,5 persen. Sedangkan pasangan Anies-Sandi sebesar 23,5 persen dan 15,8 persen responden memilih Agus-Sylvi.
Sementara itu, 15,2 persen masih belum ragu, belum memutuskan dan tidak menjawab.
“Dari temuan ini, bisa disimpulkan bahwa undecided voters mulai menurun saat sudah diberikan pilihan nama. Suara pemilih yang ada di kategori undecided voters masih bisa digunakan untuk mendongkrak elektabilitas dari setiap calon gubernur dan wakil gubernur,” ujarnya.
Setelah memilih dari satu dari tiga pasangan calon tersebut, pihaknya juga menanyakan kepada masyarakat mengenai kemantapan pilihan mereka. Hasil survei menunjukkan bahwa 52,3 persen merasa sudah mantap dengan pilihannya. Kemudian, 34,7 persen merasa masih mungkin berubah, dan 13 persen cenderung tidak tahu dan memilih untuk tidak menjawab.
“Lalu ketika ditanyakan tiga kriteria utama dari masyarakat Jakarta dalam memilih gubernur dan wakil gubernur, banyak warga yang memilih kriteria bersih dari korupsi sebesar 30,2 persen, tegas 30 persen dan merakyat 21,8 persen,” terangnya.
Survei dilakukan pada tanggal 25 September – 1 Oktober 2016 dengan sampel 600 responden menggunakan multistage random sampling. Margin of error sekitar 4 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Responden dipilih secara bertingkat, dengan wawancara tatap muka di 120 RT, di 60 kelurahan di 6 wilayah DKI Jakarta di Jakut, Jaksel, Jakpus, Jakbar, Jaktim, dan Kepulauan Seribu. Untuk menjamin distribusi sampel yang memadai, setiap kelurahan terpilih, dialokasikan 10 responden dari dua RT. (beritasatu.com)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS