SUMENEP– Pengurus DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sumenep menggelar doa bersama dan potong tumpeng dalam rangka memperingati Bulan Bung Karno. Acara tersebut digelar untuk menghormati dan mengenang jasa-jasa Proklamator RI Ir. Soekarno.
Acara yang dilangsungkan di Pendopo Keraton Sumenep, Selasa (6/6/2023), dihadiri Ketua DPC PDI Perjuangan sekaligus Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, Sekretaris DPC PDI Perjuangan Sumenep, Abrari, Bendahara DPC PDI Perjuangan Sumenep, H Zainal Arifin, Ketua Bamusi, KH. Qusyairi dan ratusan kader serta bakal calon legislatif (Bacaleg) dari PDI Perjuangan Sumenep.
Sekretaris DPC PDI Perjuangan Sumenep sekaligus penanggung jawab kegiatan Bulan Bung Karno, Abrari, mengatakan, acara doa bersama dan potong tumpeng digelar untuk mendoakan Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Karena pada bulan Juni merupakan bulan kelahiran dan wafatnya Bung Karno.
“Apa yang hari ini kita lakukan tidak lain adalah bentuk penghormatan kita kepada Bung Karno sebagai proklamator dan pahlawan bangsa,” ujar Abrari.
Menurut Abe, panggilan akrab Abrari, Bung Karno tidak sekadar membacakan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, tapi Bung Karno juga menyelamatkan makam perawi hadist sahih, yakni Imam Bukhori di Moskow.
“Pada saat itu, Pak Karno mengancam jika makam Imam Bukhari belum ditemukan, maka beliau tidak akan datang ke Rusia. Dan Rusia takut, sehingga makam Imam Bukhori tetap ada sampai saat ini. Itulah salah satu jasa keagamaan yang ditinggalkan Pak Karno,” jelasnya.
Selain itu, Bung Karno juga berjasa dalam menyelamatkan kampus ternama di dunia, yaitu kampus Al-Azhar di Mesir. Waktu itu, Presiden Mesir berencana menutup kampus Al-Azhar. Namun, Bung Karno juga mengancam jika kampus Al-Azhar ditutup, maka Soekarno tidak akan datang ke Mesir.
“Berkat ancaman Pak Karno itu, kampus Al-Azhar tidak jadi ditutup dan tetap berdiri kokoh sampai sekarang,” imbuhnya.
Karena itu, Abe mengajak seluruh kader PDI Perjuangan Sumenep untuk melestarikan apa yang telah dilakukan oleh Putra Sang Fajar itu. Sebab, PDI Perjuangan tidak semata-mata urusan nasionalisme dan kebangsaan, tetapi juga urusan religiusitas.
“Makanya, PDI Perjuangan Sumenep merasa penting dan perlu didengar oleh siapapun bahwa PDI Perjuangan tidak hanya pro nasionalisme, tetapi juga menganggap penting adanya konsep religiusitas kebangsaan kita,” tandasnya. (set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS