MALANG – Kegiatan kampanye blusukan pasangan calon wali kota-calon wakil wali kota nomor urut 2 Dewanti Rumpoko-Masrifah Hadi (Dewisri) tak lepas dari pementasan seni tradisional. Penggunaan seni tradisional sebagai media kampanye dinilai sangat masih efektif dalam menggalang kekuatan vooters.
Selain itu, hal ini merupakan wujud kepedulian pasangan Dewanti-Masrifah terhadap pelestarian seni budaya tradisional. “Seni tradisional semacam bantengan, kuda lumping, hadrah dan Sakera Marlena sangat efektif dalam menggalang kekuatan masyarakat. Sekaligus memudahkan penyampaian pesan-pesan kampanye,” ungkap Dewanti Rumpoko saat kampanye blusukan di desa Sumberpasir, Kecamatan Pakis, Kamis (8/10/2015).
Seni tradisional, sebut Dewanti, sebagai warisan budaya bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan. Sebab seni budaya merupakan modal dasar pembangunan daerah dan nasional.
Oleh karena itu, calon bupati yang diusung PDI Perjuangan dalam Pilbup Malang 2015 ini berjanji dalam pemerintahannya nanti akan memperhatikan pembinaan seni tradisional yang ada di masyarakat. Sebab jika pemerintah kurang peduli dengan seni budaya tradisional, maka lama kelamaan akan punah karena terjepit dengan perkembangan seni budaya modern.
Dia mengungkapkan, banyak seniman dan budayawan tradisional yang mengeluh karena pemerintah tak memberi perhatian kepada mereka. Hal ini tidak boleh terjadi lagi, sehingga Dewanti berkomitmen untuk mengalokasikan anggaran pembinaannya.
Di antaranya melalui gelar festival untuk memacu seniman tradisional semakin kreatif, agar tetap dicintai anak-anak muda.
“Kalau anak-anak muda sudah tak mencintai seni tradisional, maka regenerasi akan mandeg. Lama-lama generasi mendatang tak lagi mengenal bantengan, kuda lumping atau Sakera Marlena. Di sinilah pentingnya campur tangan pemerintah dalam pembinaan seni tradisional,” ucap perempuan yang juga Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur itu. (sa)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS