BANYUWANGI – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Banyuwangi, Irianto, mendorong pengusaha tambak di Kabupaten Banyuwangi agar memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Selama ini, mayoritas pengusaha tambak belum memiliki IPAL. Limbah dari tambak yang mencemari laut Banyuwangi berakibat berkurangnya ikan.
“Keberadaan IPAL ini hukumnya wajib untuk tambak yang masih budidaya,” ujar Irianto di Kantor DPRD Banyuwangi, Senin (12/12/2022).
Ketua Komisi I DPRD Banyuwangi tersebut menjelaskan, pencemaran limbah di laut memang luar biasa. Limbah ini telah merusak berbagai biota laut, khususnya yang berada di kawasan perairan daerah pinggiran.
Menurutnya, saat ini untuk mencari ikan, nelayan harus melakukan perjalanan 3-4 jam. Jika tidak, mereka tidak akan mendapatkan ikan. Tidak hanya itu, untuk mencari air bersih di kawasan pesisir sudah sangat sulit. Hampir semua kawasan pesisir telah tercemar limbah.
“Perlu diketahui, kita mencari air yang bersih. Kalau ditarik satu kilometer dari bibir pantai masih belum bersih itu air, masih tercemar,” terang politisi PDI Perjuangan itu.
Dia meminta kesadaran para pengusaha tambak ataupun pabrik yang saat ini belum memiliki IPAL agar segera membuatnya. Dia menyebut, IPAL tersebut merupakan kewajiban dalam dunia usaha. Karena setiap usaha tidak lepas dari limbah yang dapat menimbulkan pencemaran.
“Sejauh ini untuk tambak baru satu yang memiliki IPAL. Yang lainnya belum ada. Seharusnya IPAL itu sudah ada sejak awal dimulainya usaha tersebut. Karena, budidaya pembuangan limbahnya juga ke laut,” tuturnya.
Meski demikian, tambah Irianto, karena biaya pembuatan IPAL ini tidak kecil, dia mendorong pengusaha melakukannya secara bertahap. Dia berharap para pengusaha yang belum memiliki IPAL sadar diri.
Dia menyebut, yang dilakukan DPRD Banyuwangi saat ini sifatnya persuasif untuk menggugah para pengusaha agar secara bertahap menyediakan IPAL di lokasi usahanya. Karena keberadaan IPAL itu pengaruhnya jangka panjang dan untuk kebaikan bersama.
“Kalau dibiarkan, semua masa bodoh, pada akhirnya terjadi seperti saat ini, terumbu karang hancur. Terutama di daerah Muncar ke utara sampai Banyuwangi,” pungkasnya. (ryo/set)