![](https://pdiperjuangan-jatim.com/wp-content/uploads/2018/10/pdip-jatim-cald-kunjungi-dpp1.jpg)
JAKARTA – Sekjen organisasi kerja sama regional Council of Asian Liberals and Democrats (CALD) Khun Kiat Sittheeamon mengatakan, PDI Perjuangan dikenal sebagai salah satu partai tertua di Indonesia. Namun, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu mampu membentuk diri untuk kalangan milenial.
“PDI Perjuangan memang partai tertua. Tetapi tampaknya, bagi saya, Anda membangun partai ini untuk kaum milenial,” kata Khun Kiat Sittheeamon, saat mengunjungi kantor DPP PDI Perjuangan di Menteng, Jakarta Pusat, kemarin.
Dalam kunjungan itu, Kiat membawa sekitar 25 anggota delegasi, termasuk di dalamnya Daniel Shum dan Ted Hui Chih-Fung, anggota termuda di parlemen Hong Kong.
Tujuan kunjungan organisasi bermarkas di Manila, Filipina itu adalah melakukan audiensi dengan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto sekaligus menimba ilmu.
Kiat yang juga politisi asal Thailand itu menyebut PDIP bisa menjadi tempat belajar bagi partai-partai di negara lain. “Saya berani katakan, jika Anda ingin melihat bagaimana manajemen parpol yang bagus, datanglah kemari, ke PDIP,” ujarnya.
Bahkan, dia menyebut PDIP sebagai partai politik paling modern di Indonesia saat ini. Menurutnya, hal itu bukan hal yang bisa dicapai secara mudah.
“Kami memberi selamat kepada PDIP karena telah melakukan pekerjaan fantastis ini. Bagi saya, PDIP adalah contoh progresif dan inovatifnya partai politik,” sebut Kiat.
Dia menambahkan, ada hal penting yang dia pelajari dari PDIP. Yakni cara menanamkan ideologi ke dalam partai dan membangun kedekatan dengan rakyat.
“Saya kagum dengan cara-cara anda membangun ideologi dan kedekatan. Lewat lagu dan budaya. Saya akan kembali dan menggunakan lagu untuk membangun ikatan ideologi di antara kami,” ujarnya.
Sedang Hasto mengatakan, PDIP sejak awal memiliki visi tentang kekuatan anak muda. “Bung Karno menyatakan, ’seribu orang tua hanya bisa bermimpi, namun seorang anak muda bisa merubah dunia’, ” kata Hasto mengutip Proklamator RI itu.
Oleh karena itu, lanjut Hasto, PDIP terus berupaya untuk konsisten menyiapkan dan membina kalangan muda sebagai kader demi menopang kelanjutan bangsa. Hasto menegaskan, hal itu juga menjadi komitmen Megawati.
Selain itu, kata Hasto, PDIP juga kian mendapat tempat di masyarakat. Survei terakhir menunjukkan elektabilitas partai berlambang kepala banteng itu di angka 23,9 persen, sedangkan saingan terdekatnya cuma 11,2 persen.
Menurut Hasto, untuk menjadi partai yang paling populer dan diterima kalangan milenial membutuhkan inovasi dan kreativitas. Kebanyakan kalangan milinial, katanya, tak mau beraktivitas dengan gaya lama.
“Progresif inovatif itu adalah karakter utama PDIP. Kami selalu berinovasi untuk memastikan partai kami bisa beradaptasi dengan tantangan baru,” ujar Hasto.
Selain itu, lanjut Hasto, PDIP juga mengantongi sertifikat manajemen muti 9001:2015. Bahkan, PDIP juga membangun manajemen organisasi dengan sistem digital untuk penerimaan kader, psikotes, metode pembayaran, membangun big data kader, simpatisan, hingga jejaring influencer.
Sedangkan dalam praktik politik, imbuh Hasto, PDIP mengusung kader-kader muda untuk menjadi pemimpin daerah ataupun nasional. Misalnya, Joko Widodo, Ganjar Pranowo, Tri Rismaharini dan lain-lain.
“Kami percaya, kepemimpinan muda yang kami bangun di partai, dan menjadi pemimpin nasional maupun daerah ini, berkontribusi banyak bagi popularitas PDIP di kalangan milenial. Anak-anak milenial ini suka gaya PDIP yang inovatif dan kreatif,” bebernya. (goek)
![](https://pdiperjuangan-jatim.com/wp-content/uploads/2024/05/channels4_banner.jpg)