
JAKARTA – Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri minta penyebar hoaks soal keberadaan kontainer berisikan surat suara yang telah tercoblos ditindak tegas.
Presiden kelima RI itu menilai tindakan tegas perlu diambil agar pelaksanaan Pemilu 2019 berlangsung damai dengan terbebas dari hoaks.
“Masa enggak bisa diberhentikan hoaks itu? Kemarin kan ribut soal surat suara. Ini kan bisa juga sebuah permainan toh, tapi hoaks,” katanya, dalam acara Megawati Bercerita di Kantor DPP PDI Perjuangan, Menteng, Jakarta, Senin (7/1/2019).
Dia pun mengaku heran dengan pelaksanaan Pemilu 2019 yang sarat dengan hoaks. Sebab, di Pemilu 1955 yang dilakukan kali pertama, orang dibebaskan memilih siapapun dan berlangsung damai karena tak ada hoaks.
Megawati pun minta semua pihak, khususnya generasi muda, untuk tidak ikut-ikutan menyebar hoaks di masa kampanye, sebab akan mengganggu pelaksaanaan pemilu.
“Kembali saya titik beratkan, anak muda, jangan dong menebar hoaks atau kebencian. Kalian bebas memilih siapa di pemilu, dan ini sudah berlangsung dari tahun 1955,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, Megawati juga mengungkapkan kenangan persahabatannya dengan sejumlah politisi yang pernah berbeda pandangan politik. Di antaranya Prabowo Subianto, dan Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Dia menceritakan, salah satu hal yang bisa mendekatkan dia dengan kedua tokoh politik itu adalah dengan makanan. Megawati mengaku jago membuat nasi goreng yang kemudian terus dirindukan rasanya oleh Prabowo dan Gus Dur.
Bahkan, salah satu orang dekat Prabowo sempat menanyakan kepada Megawati kapan akan memasak nasi goreng lagi untuk mantan Komandan Jenderal Kopassus itu. Hal itu terjadi saat ia dan Prabowo bersama-sama menonton pertandingan pencak silat di arena Asian Games 2018.
“Ada salah satu orang yang dekat dengan Pak Prabowo bilang ke saya, ‘Pak Prabowo suka tanyakan lho Bu, kapan mau bikin nasi goreng?’. Karena nasi goreng saya top lho,” ujarnya.
Demikian pula dengan Gus Dur yang kerap datang ke rumahnya hanya untuk makan nasi goreng bikinannya. Hal itu, kata Mega, menunjukkan kedekatannya dengan para politisi meskipun mereka berbeda sikap.
“Dulu Gus Dur telepon, ‘Mbak aku teko (datang) yo, nasi goreng, nasi goreng’. Dia mesti minta nasi goreng. Itu saya bikin sendiri lho,” lanjut Megawati. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS