JAKARTA – Ketua Umum PDI Perjuangan yang juga Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mendampingi Presiden Joko Widodo membuka pameran seni rupa koleksi Istana Kepresidenan, di Galeri Nasional, Jakarta, Senin (1/8/2016).
Gelar pameran ini untuk memeringati HUT ke-71 RI sesuai masukan dari Presiden Jokowi dan Megawati.
“Kami berterima kasih kepada Presiden yang telah memberikan arahan untuk memamerkan lukisan yang ada di Istana agar bisa dinikmati masyarakat. Berkali-kali Ibu Megawati juga mengingatkan hal ini,” kata Menteri Sekretaris Negara Pratikno saat memberikan sambutan.
Pratikno mengatakan, lukisan yang ada di Istana Kepresidenan dipamerkan agar dapat dinikmati masyarakat umum. Sebenarnya, ada lebih dari 15.000 buah karya seni tersimpan di Istana Presiden, mulai dari di Istana Presiden Jakarta, Istana Bogor, Tampaksiring di Bali, hingga Yogyakarta.
Namun, hanya karya seni yang berkaitan dengan tema kemerdekaan yang dipamerkan. Setelah Pratikno menyampaikan sambutannya, Jokowi pun langsung membuka acara yang ditandai dengan menggores kuas di kanvas putih yang sudah disediakan.
Sementara, Presiden Jokowi mengatakan, koleksi karya seni lukisan yang dimiliki Istana Kepresidenan berjumlah sangat banyak. Saking banyaknya lukisan yang dimiliki Istana, tidak ada tempat untuk memajang semua lukisan sehingga kebanyakan harus disimpan digudang.
“Di Istana Bogor ada satu gudang yang disimpan, yang dipajang juga hanya sedikit,” kata Jokowi.
Padahal, lanjut Jokowi, lukisan di Istana ini dibuat pelukis profesional di zamannya. Kebanyakan adalah koleksi Presiden pertama Soekarno sehingga mempunyai nilai sejarah tersendiri.
Dia berharap, masyarakat bisa memanfaatkan kesempatan yang langka ini untuk menikmati lukisan-lukisan Istana. Ia meyakini masyarakat, khususnya generasi muda bisa memetik pelajaran dari lukisan yang dipamerkan.
“Generasi muda bisa memetik nilai-nilai, keutamaan nilai-nilai perjuangan, nilai-nilai persatuan,” tuturnya. (goek)
Daftar koleksi lukisan Istana Kepresidenan yang ditampilkan di Galeri Nasional:
- Affandi, Laskar Rakyat Mengatur Siasat, 1946
- Affandi, Potret H.O.S. Tjokroaminoto, 1946
- Basoeki Abdullah, Pangeran Diponegoro Memimpin Perang, 1949
- Dullah, Persiapan Gerilya, 1949
- Harijadi Sumadidjaja, Awan Berarak Jalan Bersimpang, 1955
- Harijadi Sumadidjaja, Biografi II di Malioboro, 1949
- Henk Ngantung, Memanah, 1943 (reproduksi orisinal oleh Haris Purnomo)
- Kartono Yudhokusumo, Pertempuran di Pengok, 1949
- Raden Saleh, Penangkapan Pangeran Diponegoro, 1857
- S.Sudjojono, Di Depan Kelambu Terbuka, 1939
- S. Sudjojono, Kawan-kawan Revolusi, 1947.
- S. Sudjojono, Markas Laskar di Bekas Gudang Beras Tjikampek, 1964
- S. Sudjojono, Mengungsi, 1950
- S. Sudjojono. Sekko (Perintis Gerilya), 1949
- Sudjono Abdullah, Diponegoro, 1947
- Trubus Sudarsono, Potret R.A. Kartini, 1946/7
- Gambiranom Suhardi, Potret Jenderal Sudirman, 1956
- Soerono, Ketoprak, 1950
- Ir. Sukarno, Rini, 1958
- Lee Man-Fong, Margasatwa dan Puspita Nusantara, 1961
- Rudolf Bonnet, Penari-penari Bali sedang Berhias, 1954
- Hendra Gunawan, Kerokan, 1955
- Diego Rivera, Gadis Melayu dengan Bunga, 1955
- Miguel Covarrubias, Empat Gadis Bali dengan Sajen, sekitar 1933-1936
- Walter Spies, Kehidupan di Borobudur di Abad ke-9, 1930
- Ida Bagus Made Nadera, Fadjar Menjinsing, 1949
- Srihadi Soedarsono, Tara, 1977
- Mahjuddin, Pantai Karang Bolong, tahun tak terlacak (sekitar 1950-an)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS