BOJONEGORO – Bakal calon bupati Teguh Haryono atau karib disapa Mas Teguh berziarah ke makam Mbah Arya Mentaun di Desa Ngraseh Kecamatan Dander, Bojonegoro, Selasa (17/9/2024).
Kunjungan untuk berkirim doa, sekaligus wujud penghormatan terhadap sejarah panjang Kabupaten Bojonegoro yang berakar dari sosok Adipati Arya Mentaun. Seorang pahlawan daerah yang gugur dalam peperangan melawan pasukan Madura pada abad ke-18.
Dalam silsilah, Mbah Arya Mentaun dikenal sebagai Pangeran Sasongko atau Raden Songko. Keturunan langsung dari Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit. Juga memiliki hubungan darah dengan Raden Patah, Raja Demak.
Arya Mentaun gugur saat bertempur di Sedayu, Kabupaten Gresik, melawan pasukan Cakra Ningrat dari Madura yang tidak mau tunduk kepada Susuhunan Pakubuwono II di Kartasura.
Sebagai bagian dari pasukan Jipang, Arya Mentaun dikenang sebagai seorang pejuang tangguh yang rela berkorban demi
kehormatan bangsanya.
Kehadiran Teguh Haryono di makam tersebut disambut hangat oleh warga di sekitar makam. Sebagian besar masyarakat memandang ziarah ini sebagai simbol dari calon pemimpin yang tidak melupakan sejarah dan leluhur.
“Kami senang melihat Pak Teguh menghormati tokoh besar seperti Mbah Arya Mentaun. Ini menunjukkan beliau memahami akar budaya dan sejarah daerah ini,” ungkap Sutrisno, salah satu warga desa.
Banyak warga berharap ziarah ini menjadi pertanda baik jika Teguh Haryono terpilih sebagai bupati. Bagi mereka, seorang pemimpin yang menghargai sejarah cenderung memiliki visi yang kuat untuk membangun masa depan tanpa melupakan warisan budaya.
“Semoga jika Pak Teguh menjadi Bupati, beliau akan menjaga tradisi dan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh leluhur kita. Kami juga berharap beliau dapat membawa perubahan yang nyata bagi Bojonegoro, khususnya dalam hal kesejahteraan masyarakat,” ujar Sriatun, ibu rumah tangga yang tinggal di sekitar makam.
Dalam kesempatan tersebut, Teguh Haryono menyampaikan rasa hormatnya kepada Mbah Arya Mentaun dan pentingnya memahami sejarah untuk membangun masa depan yang lebih baik.
“Mbah Arya Mentaun adalah simbol keberanian dan pengorbanan. Beliau rela berjuang demi tanah airnya, dan sebagai penerusnya, kita memiliki kewajiban untuk menjaga dan membangun Bojonegoro dengan semangat yang sama,” ujar Teguh.
Teguh juga menekankan bahwa pemimpin masa depan harus mengedepankan kesejahteraan rakyat dan menjaga nilai-nilai yang diwariskan leluhur.
“Bojonegoro ini kaya akan sejarah dan budaya. Jika saya diberi amanah menjadi Bupati, saya berkomitmen untuk melanjutkan pembangunan yang berlandaskan pada sejarah dan kebudayaan kita,” tambahnya.(dian/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS