JAKARTA – Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Prof Dr. Dorodjatun Kuntjoro Jakti menilai, pemberian Gelar Doktor Kehormatan kepada Megawati Soekarnoputri merupakan pengakuan Universitas Padjadjaran Bandung atas kepemimpinan dan kenegarawanan Presiden kelima RI itu.
Menurutnya, Megawati memimpin Indonesia ketika masa krisis multidimensional, dimana nilai utang yang diwariskan Orde Baru (Orba) mencapai 90 persen PDB.
Selain itu, rupiah terus melemah, kerusuhan sosial merebak akibat SARA, perekonomian terguncang akibat Tragedi 9/11, Bom Bali, serta ekonomi mandek akibat lebih dari 300.000 kasus di BPPN.
“Itulah beban yang dihadapi beliau. Namun, dengan kepemimpinan yang kuat, disertai ketegasan Ibu Megawati dalam menyelesaikan setiap masalah, maka meskipun beliau memimpin hanya dalam waktu yang singkat, mampu mengatasi berbagai kesulitan akibat krisis multidimensional tersebut,” kata Dorodjatun, dalam keterangan tertulisnya kepada media, Selasa (24/5/2016).
Menko di era pemerintahan Megawati itu menyatakan, Ketua Umum PDI Perjuangan tersebut mampu memimpin secara langsung negosiasi penyelamatan proyek-proyek infrastruktur, khususnya terkait ketersediaan air dan listrik.
“Tanpa air tidak ada peradaban manusia, dan tanpa listrik tidak ada peradaban modern,” ujarnya, menirukan arahan Megawati.
Dorodjatun juga mengungkapkan bagaimana upaya Megawati membangun kepercayaan pasar dan dunia internasional. Hampir setiap hari, ungkap dia, disampaikan keterangan pers dalam bahasa Inggris dan Prancis untuk menjelaskan agenda ekonomi pemerintah.
“Pada akhirnya makro ekonomi stabil, pangan surplus, kurs stabil, dan ekonomi bergerak tumbuh 5 persen dengan tax ratio tertinggi selama 13 tahun terakhir,” urai Dorodjatun.
Bahkan, lanjut dia, saat itu seluruh kerja sama dengan IMF dan World Bank bisa diselesaikan tepat waktu.
Dia menambahkan, atas apa yang dilakukan Megawati dalam kepemimpinannya, Michael Comdensus sampai mengatakan ketidakyakinannya bahwa Pemerintahan Megawati berhasil melaksanakan tepat pada waktunya.
Sementara itu, Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, terkait dengan pemberian Doktor Honoris Causa dari Unpad, sebagian besar menteri Kabinet Gotong Royong memang menuliskan pengalamannya untuk menyampaikan bagaimana kepemimpinan Megawati.
Mereka menilai, Megawati mampu membawa soliditas kabinet dan fokus pada tugas-tugas menjalankan Ketetapan MPR.
Dalam tulisan testimoni tersebut juga terlihat bagaimana kepemimpinan Megawati yang selalu melindungi menterinya dan presiden selalu menegaskan ketegasannya untuk bertanggung jawab betapapun berat keputusan yang diambilnya.
“Ibu Megawati tidak pernah melakukan reshuffle karena percaya pada menterinya. Pernah beliau menegaskan bahwa sebagai presiden dan demikian juga saat menjadi wakil presiden, tugas utamanya adalah mengurus pemerintahan,” ujar Bambang Kesowo, Menteri Sekretaris Negara di era Kabinet Gotong Royong.
Menurutnya, Megawati memisahkan betul urusan negara dan urusan partai. Megawati juga percaya dengan birokrasi yang profesional di kalangan lembaga pemerintah dan perguruan tinggi Indonesia. (goek/*)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS