TRENGGALEK – Di tengah keterbatasan anggaran daerah, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengajak masyarakat untuk memperkuat semangat gotong royong dalam pembangunan infrastruktur. Ajakan ini diwujudkan melalui peluncuran Satgas Daya (Satuan Tugas Swadaya Penambalan Jalan, Sungai dan Jaringan) pada Jumat (4/7/2025), di Kecamatan Watulimo.
Satgas Daya merupakan inisiatif swadaya yang dibentuk untuk mempercepat penanganan infrastruktur kritis, seperti jalan berlubang, kerusakan jaringan, dan saluran sungai, tanpa bergantung sepenuhnya pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang sangat terbatas.
“Yang jatuh kadung banyak duluan. Kalau menunggu proses anggaran, bisa sangat lama. Maka gotong royong ini menjadi solusi. Saya optimalkan semangat itu lewat Satgas Daya,” ujar Bupati Trenggalek yang akrab disapa Mas Ipin, dikutip Sabtu (5/7/2025).
Dana awal operasional Satgas Daya berasal dari donasi masyarakat senilai Rp 1,4 miliar yang dikelola oleh Baznas Trenggalek, dan dialokasikan untuk pembelian bahan baku penambalan infrastruktur. Tenaga pelaksananya berasal dari relawan masyarakat lintas komunitas yang bergerak tanpa mengharapkan imbalan.
“Saya senang, teman-teman tidak ada yang tanya ini ada gajinya atau tidak. Di saat-saat darurat seperti ini, semangat gotong royong seperti ini yang justru sangat dibutuhkan,” ujar bupati muda yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Trenggalek ini.
Peluncuran Satgas Daya digelar di Kecamatan Watulimo karena terinspirasi dari gerakan swadaya masyarakat lokal bernama G6MAN (Geneman)—Gerakan Penambalan Jalan. Komunitas ini telah aktif sejak 2020 menambal jalan rusak secara mandiri untuk menghindari kecelakaan lalu lintas.
Menurut Hardi, penasihat G6MAN, kolaborasi masyarakat dan pemerintah sangat penting agar penanganan infrastruktur bisa dilakukan secara cepat dan tepat.
“Geneman merupakan komunitas yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat. Tujuannya untuk membantu memperbaiki jalan dan bersinergi dengan pemerintah. Harapannya semangat ini bisa ditiru di kecamatan lain,” ucap Hardi.
Ke depan, Satgas Daya direncanakan akan diperluas ke seluruh wilayah Trenggalek. Selain dana donasi, pemerintah juga membuka kemungkinan untuk mengalokasikan pos APBD pada kegiatan penanganan darurat melalui skema kolaboratif.
Peluncuran ini menandai babak baru dalam pembangunan infrastruktur berbasis partisipasi masyarakat. Trenggalek menjadi salah satu daerah yang menunjukkan bahwa solidaritas sosial masih menjadi kekuatan utama di tengah tantangan fiskal. (aris/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS