PONOROGO – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Desa Mrican, Kecamatan Jenangan, Ponorogo menjadi saksi bisu perbincangan hangat antara anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Timur, Diana Amaliyah Verawatiningsih dan para warga setempat terkait masalah sampah. Terlihat gunungan sampah yang menjulang tinggi mengeluarkan semerbak bau yang menyengat. Namun hal itu tak dipedulikan demi melihat kondisi TPA yang kian hari kian miris.
Ya, Senin pagi (1/11/2021) itu, Diana Sasa, panggilan akrabnya, menyusuri jalan di tepi tempat pembuangan akhir di Desa Mrican. Sesekali ia melihat serakan sampah. Diana Sasa berharap dapat bersinergi dalam hal pengelolaan sampah yang selama ini dirasa belum ditemukan solusi yang benar-benar bernilai ekonomis.
Menurutnya, persoalan sampah menjadi permasalahan bersama yang dari hari ke hari menjadi semakin rumit. Dengan jaringan aspirasi masyarakat (Jasmas) inilah, ia bisa menjembatani solusi apa yang akan dilakukan. Berawal dari inisiasi masyarakat yang ingin mengolah sampah menjadi pestisida tanpa asap, Diana Sasa sangat bersedia mensupport demi masa depan yang lebih baik.
“Jadi, banyak persoalan yang belum ada solusinya. Ketika ada masyarakat ingin melakukan inisiasi untuk mengelola sampah dengan berbagai metode, saya merasa harus didukung. Pemerintah harus hadir untuk memberikan dukungan kepada mereka. Mereka butuh alat produksi, kita sediakan alat produksi. Saya coba menjembatani dengan jaring aspirasi supaya Pemprov Jatim bisa memberikan support untuk mereka yang mau mengelola sampah,” ujar politisi yang juga pegiat literasi itu.
Sebelumnya, warga sekitar semakin miris melihat keadaan TPA yang semakin parah. Atas masukan warga, BUMDes Desa Mrican berinisiasi mengurangi sampah dengan menggunakan mesin pengolah sampah tanpa bahan bakar. Hanya memakai listrik. Keunggulan mesin tersebut, semua jenis sampah bisa masuk tanpa dipilah, kecuali kaca dan besi.
“Kita miris dengan keadaan sampah yang kian hari makin menumpuk. Yang terpenting untuk mengurangi sampah, baunya juga biar gak ke mana-mana,” kata Hamid Setiawan, ketua BUMDes Mrican.
Walaupun cuaca sedikit mendung, namun tak menyurutkan antusias para pemuda BUMDes dan warga mengiringi Diana Sasa mengunjungi TPA. Kedatangan Diana Sasa pagi itu menjadi sebuah keajaiban bagi Hamid Setiawan. Ia tak menyangka, apa yang dicita-citakannya bersama warga setempat akan menjadi kenyataan.
“Ketemu Bu Sasa kita ketemu solusi. Ketemu Bu Sasa itu keajaiban buat saya, ada kesempatan meraih mimpi itu. Semoga nanti mesin yang akan digarap bisa sukses dan bisa terealisasi secepatnya,” ucapnya.
Lebih lanjut, Diana Sasa menambahkan bahwa ada banyak cara alternatif mengelola sampah yang bernilai ekonomis. “Ada banyak alternatif yang bernilai ekonomis dan tidak menimbulkan asap. Jadi, kita menyelesaikan masalah tanpa menambah masalah baru,” imbuhnya.
Diana Sasa juga berpesan kepada masyarakat untuk selalu meningkatkan kesadaran dalam mengelola sampah. “Masyarakat harus mulai memilah sampah antara organik dan non-organik karena gak banyak orang yang punya kesadaran untuk mengelola sampah. Kita tidak ingin mewariskan sampah untuk anak cucu, mari kita olah sampah dengan baik,” tukasnya. (jrs/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS