
Di rumah seluas tak kurang dari 700 meter ini, Jokowi dan Iriana beserta ketiga anaknya menempatinya selama 24 tahun. Sebagai pengusaha mebel, rumah Jokowi didominasi oleh perabotan dan ukiran kayu, mulai dari lemari buku, pintu, kursi makan, pendopo berbahan jati. Ada juga gramaphone tua yang masih terawat. Ada kenangan yang dirawat lewat perabotan dan barang-barang antik di rumah ini. Di taman belakang, ada sebuah kolam renang berukuran tak kurang dari 2X6 meter yang dilengkapi sebuah pendopo di sampingnya. Tak ketinggalan aneka burung, seperti cucak rawa, jalak, dan parkit hasil koleksi pasangan yang menikah pada 28 Desember 1986 ini.
Apa yang ada di benak orang kebanyakan kalau memiliki kesampatan bertamu ke kediaman presiden terpilih? Mungkin, yang terbayang adalah suasana kaku dengan protokoler ketat. Di rumah pejabat lain mungkin begitu, tapi tidak untuk Jokowi. Segala kekakuan protokoler meluruh berkat kehangatan sang pemilik rumah. Layaknya berkunjung ke rumah kerabat atau sanak saudara, para jurnalis bisa dengan leluasa berkeliling rumah, beberapa ada yang mengamati koleksi buku milik Jokowi dan keluarganya yang tersusun rapi di dalam lemari kayu. Sebagian ada yang memilih merebahkan badannya di atas sebuah karpet di ruangan keluarga. “Sudah kaya rumah sendiri saja kamu,” seloroh seorang jurnalis koran nasional kala melihat rekan sejawatnya merebahkan badannya di atas karpet sambil memeluk bantal kecil.Sementara itu, sang tuan rumah tengah menerima kunjungan kerabatnya di ruangan sebelah.
Usai menerima tamu, Jokowi kembali menghampiri kami. Tiba-tiba, seorang fotografer media online berkata,”Pak, foto bareng dong,” ujarnya. Sontak sesi foto dadakan pun digelar. Para jurnalis pun berbaris menunggu giliran masing-masing. “Wah gimana ini, masih panjang antriannya,” seloroh Jokowi melihat antrian yang tak kunjung habis. Jokowi juga menuruti setiap arahan pose yang diminta para “fansnya”. Ada yang memintanya berfoto dengan jari membentuk jari metal, gaya menjulurkan lidah, menjulurkan lidah, hingga berpose sambil menggendong Jokowi di pundaknya. Tak cuma Jokowi, Iriana pun menjadi obyek buruan foto bersama.
Belum puas dengan sesi foto, para jurnalis pun meminta Jokowi menandatangani telepon genggam mereka. Ada pula yang menyodorkan bajunya untuk diparaf. Puluhan handphone pun dijejer di atas sebuah meja makan, tepat di samping sebuah musholla kecil. Selain membubuhkan parafnya, Jokowi juga menuliskan nama sang pemilik handphone. Seorang jurnalis televisi meminta Jokowi menuliskan pesan di telepon genggamnya. “Tulis semoga cepat kawin, Pak,” ujar sang jurnalis disambut tawa Jokowi. Ada kejadian lucu ketika mantan Wali Kota Solo ini hendak menandatangani handphone seorang jurnalis dari sebuah media yang dimiliki seorang petinggi partai penyokong Prabowo Subianto. “Itu (paraf) jangan ditunjukan ke bosmu ya, nanti kamu bisa dipecat,” ujar Jokowi terkekeh.
Malam semakin larut, para jurnalis pun berpamitan. Jokowi mengantar sampai ke pintu. “Pak, nanti sahur terakhir, ayo sahur bareng pak. Atau besok kita jalan-jalan saja pak,”ujar seorang wartawan. “Iya kemana ya?” jawab Jokowi. “Ke rumah mantan pacar bapak saja.” Mendengar permintaan ini, Jokowi langsung salah tingkah, kemudian menempelkan satu jari di bibirnya. “Ssstt…,” ujar Jokowi tertawa sambil menoleh ke belakang melihat Iriana yang sedang di ruang tamu.
Begitulah Jokowi, gayanya yang dekat siapapun tak berubah meski pada 20 Oktober 2014 ia resmi menjabat presiden ke-7. Soal pengamanan, kata dia suatu kali, itu urusan pasukan pengamanan presiden (Paspampres). Jokowi mengaku akan tetap seperti saat ini. Bertahan dengan gaya sederhananya dan ingin langsung bersentuhan dengan rakyatnya saat melakukan kunjungan ke daerah. “Sama siapapun gak akan berubah, termasuk dengan dikau-dikau (wartawan),” ujarnya. (ALB) metrotvnews
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS